Resensi

Rumah Dara: Ketika Baik Hati Menjadi Bencana

Rumah Dara (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Judul: Rumah Dara (2010)
Genre: Horor/Slasher
Sutradara: The Mo Brothers
Produser: The Mo Brothers, Delon Tio, Greg Chew, Gary Goh, James Toh, Freedie Yeo
Pemain: Shareefa Daanish, Imelda Therinne, Arifin Putra, Ruli Lubis, Julie Estelle, Ario Bayu, Sigi Wimala, Daniel Mananta, Mike Lucock, Dendy Subagil
Sinematografi: Roni Arnold
Distributor: Gorylah Pictures, Merah Production, Guerillas Visuals, Nation Pictures, Mediacorp Raintree Pictures
Durasi: 95 Menit
Tanggal Rilis: 22 Januari 2010 (Indonesia)

SKETSA – Ketika Hollywood memiliki jawara film horor jagal seperti The Texas Chainsaw Massacre dan Saw, maka Indonesia memiliki Rumah Dara. Film yang memiliki semboyan “Horor menemukan seorang Ibu” ini disutradarai oleh Mo Brothers dan dibintangi oleh Shareefa Daanish dan Julie Estelle sebagai tokoh utama. Sebelum Rumah Dara tayang di Indonesia, terlebih dahulu tokoh Dara diperkenalkan dan populer lewat segmen film pendek “Dara” dalam film horor antologi “Takut: Faces of Fear” yang juga disutradarai oleh The Mo Brothers dan dirilis pada 2008 pada festival-festival film di seluruh dunia. Film pendek ini mendapat banyak respon positif hingga akhirnya Rumah Dara ditayangkan pertama kali di Singapura dengan judul “Darah” dan mendapat rating dewasa untuk adegan kekerasan dan sadis). 

Film ini sebelumnya juga telah diputar diberbagai festival film di dunia hingga tayang di Indonesia serempak pada 22 Januari 2010. Film ini juga menjadi film pertama Indonesia yang dicekal dan dilarang untuk tampil di Malaysia karena tema yang dianggap bertentangan dengan hukum sensor film Malaysia.

Film ini dibuka dengan pemutaran sebuah video hitam putih yang misterius, yang dimana dalam video tersebut menunjukkan seorang perempuan dan ketiga anaknya. Selanjutnya, film berlanjut kepada Adjie dan Astrid (sedang hamil 8 bulan) yang akan segera berangkat ke Sydney, Australia, untuk memulai hidup baru. Bersama ketiga temannya, Eko, Alam, dan Jimmie, mereka pergi dari Bandung ke bandara di Jakarta. Dalam perjalanan, mereka berhenti sebentar di sebuah restoran tempat Ladya, adik Adjie, bekerja sebagai pelayan. Adjie ingin Ladya ikut pergi bersamanya, atau paling tidak menemaninya pergi ke bandara. Namun, Ladya menolaknya karena masih menyalahkan Adjie atas kematian orang tua mereka. Namun, setelah Astrid berbicara dengan Ladya, akhirnya Ladya mengalah dan memilih untuk ikut mengantar mereka ke bandara.

Di dalam perjalanan, mereka tiba-tiba dikagetkan dengan kemunculan seorang gadis yang berdiri di tengah jalan dalam keadaan basah kuyup. Gadis tersebut mengaku telah dirampok. Merasa Iba, Astrid memperbolehkan gadis itu untuk ikut mereka dan mengantarnya pulang ke rumah. Gadis itu bernama Maya. Dalam perjalanan, Ladya memiliki firasat yang tidak enak mengenai Maya.

Setelah mereka mengantarkan Maya, mereka bergegas untuk berangkat kembali. Namun Maya menahan mereka dan mengajak mereka masuk dulu untuk bertemu Ibunya yang bernama Dara. Setelah perkenalan singkat, Dara meminta mereka untuk tetap tinggal dan makan malam bersama. Dirinya juga memberikan ramuan yang dikatakannya akan menyehatkan bayi kepada Astrid.

Kemudian, satu persatu dari mereka mengalami malam yang paling mencekam. Saat berusaha kabur, Maya datang dengan busurnya dan memanah panahnya hingga membuat telinga Eko berlubang. Ketika mereka lari ke hutan, Dara mengambil busurnya dan membuat Ladya tertusuk panah pada bahunya. Kemudian mereka terpisah karena dikejar oleh Adam. Nahas, Jimmie berhasil ditemukan oleh Adam dan kemudian lehernya dipatahkan. Eko mencoba mengalahkan Adam, namun Adam memukulnya dan kembali mengejar Ladya. Ketika Eko berusaha kabur, ia mencapai sebuah jalan kecil dan melihat cahaya mobil yang mendekatinya.

Sementara, Astrid merasa kesakitan dibagian perutnya. Ternyata, ramuan yang diberikan Dara adalah ramuan yang bertujuan agar bayi lebih cepat lahir. Selanjutnya, air ketuban Astrid pecah, dan ia melahirkan bayinya.

Setelah melahirkan, Astrid keluar untuk mencari Adjie, namun bertemu dengan Dara yang kemudian mengambil bayinya. Namun sayang, Astrid harus mati ditangan Dara.

Adegan dalam film ini sangat penuh dengan tekanan yang mencekam, ketakutan, dan berbagai adegan sadis yang akan membuat orang-orang yang menontonnya juga merasakan hal yang sama. Didukung dengan letak pencahayaan yang remang dan fokus pada setiap tokoh, juga latar tempat yang sangat mendukung, membuat film ini membawa aura menakutkan hingga akhir filmnya. Didukung pula dengan musik yang menegangkan dan berbagai teriakan-teriakan yang dilontarkan setiap karakter, membuat karakter film jagal dalam Rumah Dara terasa sangat kental.

Di sisi lain, ada satu adegan yang sangat disayangkan, yaitu adegan dimana para polisi datang dan membuat adegan lucu yang dirasa sangat tidak cocok dengan keadaan mencekam seperti yang ditonjolkan dalam film ini.

Film ini tetap patut diancungi jempol karena berhasil memenangkan beberapa penghargaan, termasuk penghargaan Puchon Choice Feature di Korea Selatan dan membawa Shareefa Daanish keluar sebagai Aktris Terbaik.

Apresiasi positif juga datang dari masyarakat sebab Mo Brothers sebagai sutradara dan produser berani mengambil genre film yang tidak biasa hadir di Indonesia, yaitu slasher. Pujian pun dilayangkan karena berhasil keluar dari stigma perfilman horor Indonesia yang tipikal dan diisi dengan humor tidak jelas dan seksualitas yang jelas-jelas lebih menonjol daripada genre horror yang digaungkan.

Hingga film ini berakhir, penonton akan disuguhkan mimpi-mimpi buruk yang akan terus terbayang, seperti ketika Dara dan Ladya bertarung mempertahankan diri, dimana Dara dengan gagah dan mengerikan mengayunkan gergaji mesinnya yang besar untuk membunuh Ladya yang harus puas melawan dengan pedang yang ia tak sengaja dapat.

Akhir kata, film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton penikmat film horor atau umum, namun tidak disarankan untuk orang yang memiliki lemah jantung, karena tentu saja, film ini sangat memacu adrenalin.

Bagaimana nasib Ladya dan orang-orang lainnya yang menjadi korban? Semua akan terjawab ketika Anda berhasil mencapai ending scene dalam film ini. (len/fqh)



Kolom Komentar

Share this article