Resensi

Rambo: Last Blood, Kembalinya Sang Veteran Perang

Resensi film Rambo: Last Blood

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Veteran Perang Vietnam, John Rambo. (Sumber gambar: spicypulp.com)

Sutradara: Adrian Gurnberg
Produser : Avi Lerner, Kevin King-Templeton, Tarif Lerner, Les Weldin
Pemeran: Sylvester Stallone, Paz Vega, Adriana barazza, Yvette Monreal, Sergio Peris-Mencheta dan Oscar Jaenada
Perusahaan produksi: Millenium Media, Balboa Productions, Templeton Media
Distributor: Lionsgate
Genre: Laga
Tanggal rilis: 18 September 2019 (Indonesia)

SKETSA – John Rambo akhirnya kembali beraksi dalam film Rambo: Last Blood. Film berdurasi 1 jam 39 menit ini diawali dengan suasana khas pedesaan Amerika yang tenang dan damai. Film ini merupakan film ke 5 setelah film terakhir yang dibintangi oleh Sylvester Stallone yakni Rambo pada tahun 2008 dan juga ini menjadi sequel terakhir yang menceritakan kisah sang veteran yang satu ini.

Di mana sebelumnya keempat film Rambo berlatar belakang peperangan, namun di film ini, Rambo tidak lagi berada di dunia peperangan dan juga suasana yang sudah berbeda seiring berjalannya waktu.

Film ini lebih menceritakan Rambo yang sedang menikmati hari tuanya di kediamannya di kawasan Arizona.Setelah cukup lama menjadi veteran perang dan juga Rambo siap pensiun dari perang yang ia lalui. Ia sekarang menikmati hidupnya yang damai bersama teman lamanya Maria Beltran (Adriana Barraza) dan juga seorang gadis yang dianggap sebagai cucunya yakni Gabrielle (Yvette Monreal).

Dikala sedang menikmati kehidupannya yang damai, ada sebuah hal yang mana Rambo tidak bisa hidup tenang yakni keinginan Gabrielle yang ingin menemui ayahnya. Rambo dan Maria merasa keberatan dan tidak memperbolehkan Gabrielle mencari ayahnya. Namun, Gabrielle mengabaikannya dan nekat mencari ayahnya ke Meksiko. Akan tetapi saat setelah bertemu ayahnya di Meksiko, Gabrielle diculik oleh geng kartel Meksiko yang dipimpin oleh Hugo Martinez (Sergio Peris-Mencheta) dan Victor Martinez (Oscar Jaenada).

Mengetahui cucunya diculik oleh kartel tersebut, Rambo tidak tingal diam, lalu ia mencari keberadaan Gabrielle ke Meksiko. Tetapi pada saat dia bertemu dengan geng tersebut, dia berusaha membalas dendam dengan brutal akan tetapi dia dianggap kakek lemah oleh para geng tersebut hingga dia diserang habis oleh geng tersebut.

Usahanya untuk menyelamatkan Gabrielle gagal, Rambo mendapatkan bantuan dari Carmen Delgado (Paz Vega) yang merupakan seorang jurnalis asal Meksiko dan memberikan informasi tentang kartel tersebut yang menculik Gabrielle. Pada akhirnya Rambo berhasil menyelamatkan Gabrielle dari penculikan juga membebaskannya dari ancaman. namun saat di terowongan menuju Arizona, ternyata Gabriellesudah tidak bernyawa.

Mengetahui Gabrielle meninggal, Rambo merasa terpukul. Ia mulai mengeluarkan aksi perangnya dulu untuk membalas perbuatan Martinez bersaudara (Hugo dan Victor) yang sudah menculik dan menyiksa Gabrielle sebagai pelacur. Rambo lantas memulai rencana dengan menjadikan rumahnya di Arizona sebagai medan perang.ia punmembuat sejumlah perangkap baru yang mematikan.

Rambo memulai perang dengan memancing kartel tersebut bersama pasukannya ke rumahnya dengan membunuh Saudara Hugo yakni Victor. Dan pada akhirnya Hugo dan pasukannya datang ke kediaman Rambo. Ia punsudah siap dengan alat perang yang ia gunakan serta perangkapnya yang mematikan yang siap membuat kartel tersebut tak berdaya dan tewas secara menyakitkan.

Sebelum mereka datang, Rambo sudah mempersiapkan semuanya dengan sempurna. Senapan, belati, panah, semuanya disuguhkan untuk menyambut para tamu kartel Meksiko tersebut, hingga mereka pada akhirnya datang ke kediaman Rambo di Arizona.

Tanpa perlawanan yang berarti, Rambo dengan mudah menghabisi pasukan yang dipimpin oleh Hugo Martinez yang mana pasukannya tewas menyakitkan tanpa ampun setelah disuguhkan dengan adegan yang sadis dan mematikan serta penuh dengan darah yang membuktikan bahwa Rambo tetaplah seorang veteran yang masih menjadi mesin pembunuh bagi siapapun meskipun usianya sudah tidak muda lagi.(anm/fqh)




Kolom Komentar

Share this article