Resensi

Petualangan Dramatis Elsa-Anna dalam Frozen II

Petualangan Elsa dan Anna lebih berkembang pada Frozen II.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: Google.com

SKETSA Plot cerita yang dramatis, pembawaan karakter yang apik, hingga latar lagu yang tak diragukan lagi seolah menjadi ciri khas film besutan Disney. 

Duo kakak beradik Elsa-Anna kembali ke layar kaca setelah hiatus kurang lebih 6 tahun. Setelah sukses menghadirkan lika-liku ketakutan Elsa dengan kekuatan sihirnya di seri pertama, Frozen II kembali hadir dengan petualangan dua saudari namun dalam bingkai yang berbeda. 

Frozen II kembali diprakarsai oleh sutradara Jennifer Lee dan Chris Buck dengan latar musim gugur (autumn) sebagai temanya. Sepanjang film penonton disuguhkan dengan pemandangan indah daun kecoklatan yang berjatuhan. 

Seri lanjutan Frozen bukan menceritakan Elsa-Anna yang kerap berbeda paham akan sesuatu. Dalam Frozen II mereka tampil lebih dewasa, persis mendiang ayah dan ibu mereka. Karakter Anna yang cenderung lebih terbuka dan periang seakan menjadi pelengkap sosok Elsa yang masih belum bisa menanggalkan kemisteriusannya meski telah menjadi pewaris takhta kerajaan. 

Secara garis besar, Frozen II tak lepas dari andil keluarga Elsa-Anna di masa lalu, kesalahan yang berujung pada pengorbanan rakyat Arandelle. Hingga akhirnya Elsa-Anna yang harus menanggung dan menyelesaikan semuanya. Meski di awal terasa sulit dipahami karena sempat mundur ke masa lampau, semakin ke tengah penonton akan semakin paham. Bahwa semua yang ada di Frozen; baik seri pertama dan kedua saling terkait. 

Satu demi satu misteri mulai terkuak tatkala Elsa mulai mengikuti isi hatinya. Mengikuti suara yang tak berwujud, suara yang tak diketahui dari mana ia berasal. Sama halnya dengan Anna, tak punya pilihan lain selain mendukung keputusan sang kakak, demi menjamin keselamatannya. Dua bersaudari ini juga tak henti-hentinya menyuguhkan hubungan sempurna antara kakak-beradik, saling mendukung dan percaya. 

Lebih dibuat dramatis dibanding seri sebelumnya, Frozen II tidak lupa menyelipkan candaan jenaka khas manusia salju; Olaf. Olaf dinilai sukses membawa derai tawa ke seluruh penonton karena tingkah-polahnya yang polos. Jangan lupakan sosok kekasih Anna; Kristoff dan Sven, keledainya. Kristoff yang mati-matian menunjukkan sisi romantisnya sedang Anna yang justru kadang salah tanggap. 

Selama kurang lebih 103 menit Frozen II sanggup membius penonton karena alur ceritanya yang ringkas dan karakternya yang apik. Sang sutradara mampu membangkitkan ketertarikan orang-orang untuk mengetahui sejauh mana Elsa dan Anna berkembang dari dua anak kecil mejadi dua pemimpin kerajaan. Hilang dari peredaran selama 6 tahun rasanya terbayarkan dengan aksi yang ditampilkan seluruh pemeran. Satu dari sekian banyak karya besutan Disney yang melejit di pasaran dan menemani akhir tahun Anda. (sut/ann)



Kolom Komentar

Share this article