Resensi

Obat Kematian adalah Hidup dalam Pelarian

Maze Runner: The Death Cure (2018) Official Poster. (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Judul: Maze Runner: The Death Cure (2018)
Genre: History, Drama, Action
Sutradara: Wes Ball
Produksi: Gotham Group, Tample Hill Entertainment, Oddball Entertainment
Distributor: 20th Century Fox
Pemain: Dylan O'Brien, Kaya Scodelario, Thomas Brodie-Sangster, Dexter Darden, Nathalie Emmanuel, Giancarlo Esposito, Aidan Gillen, Walton Goggins, Ki Hong Lee, Jacob Lofland, Katherine McNamara, Barry Pepper, Will Poulter, Rosa Salazar, and Patricia Clarkson.

SKETSA - WCKD masih percaya bahwa sekumpulan anak muda yang mereka kurung dalam labirin adalah obat yang mereka cari selama ini. Sementara Right Arm, kelompok sayap kanan menjadi oposisi yang menentang praktik tak berperikemanusiaan yang dilakukan WCKD. Di titik ini, harapan menjelma sebagai tragedi.

Thomas (Dylan O’Brien) masih dalam pelarian yang panjang. Sekuel terakhir, Maze  Runner: The Death Cure tidak lain adalah penumpasan janji Thomas belaka, terhadap kawan seperjuangannya di labirin, Minho (Ki Hong Lee) yang ditangkap oleh WCKD. Keinginan Thomas ini tentu saja banyak disokong oleh tokoh di sekelilingnya.

Perisitiwa pertama dibuka dengan perampokan gerbong kereta yang berisi para tahanan WCKD. Meski penuh risiko, perampokan itu berjalan cukup rapi. Perencanaan disusun matang-matang, berbulan-bulan—meskipun tetap perlu dipikir dua kali hitungan jarak dan kecepatan saat gerbong berisi tahanan itu bisa berhenti persis di titik Newt (Thomas Brodie Sangster) menunggu sebagai tukang las. Perampokan itu berhasil, namun Minho yang dicari tidak ada di sana. Karena meskipun hitungannya jago, mereka salah pilih gerbong tahanan.

Thomas tak mau menyerah, ia bersikeras akan menjemput Minho meski tanpa bantuan siapa-siapa. Tipikal tokoh utama keras kepala dan boleh ditebak ia masih disokong oleh tokoh-tokoh di sekelilingnya. Selanjutnya ketegangan demi ketegangan hadir dan yang tidak kalah banyak adalah permintaan untuk “ditinggalkan”—karena sudah mau koit, namun kesetiakawanan masih lebih di atas segalanya.

Bisa dibilang tidak ada khayalan mengerikan dalam narasi distopia Maze  Runner: The Death Cure iniTahu-tahu saja dunia hancur disebabkan oleh wabah zombie—kendati di serial ini zombie disebut Crank. Namun, yang membedakan film garapan Wess Ball ini dengan distopia zombie lainnya ialah pemaknaannya terhadap pelarian dan harapan sebagai tragedi.

Dalam tiga sekuel Maze Runner, semakin sering karakternya berlari semakin jelas penjelasan itu. Pelarian di sini menjadi anomali karena ditujukan untuk membangun sebuah kenyataan baru, yang boleh jadi lebih memiliki harapan dibanding “harapan” itu sendiri.

Kenyataan selalu bermuka dua: jahat dan baik, manis dan pahit, luka dan bahagia. Lari dari kenyataan selalu dianggap sebagai pilihan seorang pengecut, jauh gagah apabila berani menghadapi kenyataan sekalipun sudah babak belur. Pelarian jarang sekali dilihat sebagai cara lain bertahan hidup. Seseorang yang baru patah hati lantas memilih perempuan atau laki-laki sebagai pelarian, sebenarnya tengah menyelamatkan hari-harinya yang muram.

Ava Paige (Patricia Clarkson), Janson (Aidan Gillen), serta Teresa (Kaya Scodelario) adalah kelompok WCKD yang tidak henti percaya pasti ada obat yang mampu menghentikan virus flare. Virus yang memakan otak, mematikan, dan menghidupkan kembali manusia dengan kemampuan kanibalisme yang bisa bikin kencing di celana. WCKD tidak boleh berhenti percaya akan kesembuhan. Bila obat berhasil ditemukan sekalipun dengan cara mengeksploitasi manusia, maka peradaban baru bisa dibangun.

Di sisi lain, kelompok sayap kanan, Right Arm sudah pasrah bahwa virus flare tidak mungkin ada obatnya. Yang dibutuhkan oleh manusia akhir zaman seperti mereka justru adalah nomadik dan mencari suaka di manapun letaknya. Akhir zaman diasumsikan sebagai paradoks dari awal zaman. Pelarian kemudian dapat dimaknai sebagai penyesuaian terhadap kenyataan yang kalah. Di titik itu, harapan telah memiliki tunas. (wal/els)



Kolom Komentar

Share this article