Resensi

Minari: Mengenal Rumah yang Sesungguhnya

Minari, film tentang keluarga imigran Korea di perdesaan Arkansas.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Google

Sutradara: Lee Isaac Chung

Produser: Dede Gardner, Jeremy Kleiner dan Christina Oh

Musik: Emile Mosseri

Sinematografi: Lachlan Milne

Produksi: A24, Plan B Entertaiment

Rilis: 12 Februari 2021 (Amerika Serikat)

Durasi: 115 menit

Pemeran: Steven Yeun, Han Ye-ri, Alan Kim, Noel Kate Cho, Youn Yuh-jung, Will Patton

SKETSA – Sejatinya, rumah pertama yang kita kenal adalah keluarga sendiri. Semua orang berperan sebagai tempat bernaung yang nyaman. Setiap keluarga memiliki impian, juga jati dirinya sendiri. Nilai kekeluargaan pun merupakan sesuatu yang penting di masyarakat. Inilah yang ingin disampaikan Lee dalam Minari, sebuah film semi-autobiografi yang telah memenangkan banyak perhatian di skala internasional.

Berlatar pada tahun 1983, keluarga Yi yang merupakan imigran Korea baru saja pindah dari California menuju tanah perdesaan di Arkansas. Jacob dan Monica, pasangan suami istri tersebut telah bekerja selama bertahun-tahun di tempat penetasan dengan memilah-milah jenis kelamin ayam. Jacob bermimpi untuk memiliki lahan pertaniannya sendiri, dan menanam tanaman Korea untuk dijual kepada vendor di Dallas. Meski ia optimis dengan hal ini, Monica kecewa dan khawatir karena kondisi kesehatan anaknya, David. Sang anak memiliki jantung yang lemah, sehingga ia dilarang untuk pergi terlalu jauh atau berlari.

Konflik mulai muncul tatkala Jacob dan Monica kesulitan mengawasi anak-anak saat bekerja. Akhirnya, mereka mengatur keberangkatan ibu Monica, Soon-ja dari Korea Selatan ke Arkansas. Hal ini rupanya tidak disambut baik dengan David, yang menganggap jika sang nenek tidak seperti “nenek” pada umumnya karena tidak bisa memasak kue, selalu bermain kartu dan kerap mengucap sumpah serapah. Namun, Soon-ja tetap gigih membangun hubungan dengan cucu-cucunya.

Ketika ayah dan ibunya bekerja, David dibawa oleh neneknya menuju anak sungai di dalam hutan. Soon-ja menyebut, minari (seledri air) akan tumbuh dengan subur di sana. Mereka menanam bersama dan David mulai merasa nyaman berdekatan dengan Soon-ja. Sang nenek juga selalu mendukungnya untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik agar dapat membantunya menjadi lebih kuat.

Di saat keadaan mulai membaik, sumur yang Jacob pakai untuk rumah dan mengairi kebunnya mengalami kekeringan. Ia enggan membayar county water (semacam air PDAM di Indonesia), namun terpaksa harus membayarnya. Tak sampai di situ, vendor di Dallas yang berjanji akan mengambil hasil tanaman miliknya justru membatalkan perjanjian tersebut di menit terakhir.

Rumah tangga Jacob dengan Monica mulai goyah, terlebih ketika Soon-ja secara tiba-tiba terserang strok. Sang istri kukuh untuk pindah kembali ke California, sementara Jacob menganggap kebunnya lebih penting dan mempersilakan istrinya untuk pergi. Lalu, seperti apakah nasib keluarga ini? Simak filmnya hingga usai, ya!

Potret American Dream dan Arti Sebuah Rumah

Di awal film, kita akan disuguhkan wajah Monica yang terlihat tak senang dengan rumah baru mereka. Ia menanggap bahwa tempat tersebut bukanlah rumah yang ia harapkan, sebab nyatanya mereka tinggal di sebuah lahan luas dengan rumah semi-kendaraan dan jauh dari para tetangga. Belum lagi, jauh dari rumah sakit di mana David harus memeriksakan jantungnya.

Di lain sisi, Jacob ingin dianggap berhasil oleh kedua anaknya, Anne dan David. Ia ingin menjadi figur ayah yang sukses dalam menapaki American Dream dengan mengelola lahan pertanian miliknya. Sementara itu, kedua anaknya menginginkan figur orang tua yang rukun. Beruntung, kehadiran Soon-ja sebagai sosok nenek yang mengayomi dapat menyegarkan suasana di sepanjang film ini.

Minari tidak hanya sekadar film tentang kehidupan imigran, namun juga mengajarkan arti keberadaan keluarga sebagai rumah yang kita kenali. Dengan musik yang dreamy juga sinematografi yang apik, potret budaya kekeluargaan hingga hal-hal terkecil dapat dirasakan dengan nyata dalam film ini.

Atas karya yang luar biasa, film ini meraih 6 nominasi di Academy Award ke-93 yakni Best Picture, Best Director, Best Original Screenplay, Best Actor untuk Yeun, Best Supporting Actress untuk Youn serta Best Original Score. Minari juga memenangkan Golden Globe Award untuk Best Foreign Language Film. Tertarik untuk menyaksikannya? (len/fzn)



Kolom Komentar

Share this article