Resensi

Messiah: Konflik Sosial dan Euforia Kedatangan Sang Penyelamat

Messiah, sebuah serial dari Netflix.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Hurriyet Daily News

Sutradara: Michael Petroni

Pemeran: Michelle Monaghan, Mehdi Dehbi, John Ortiz, Tomer Sisley, Stefania LaVie Owen, Melinda Page Hamilton, Fares Landoulsi

Sinematografi: Danny Ruhlmann

Distribusi: Netflix

Genre: Thriller

Rilis: 1 Januari 2020


SKETSA - Dalam dunia yang kacau dan penuh konflik serta peperangan, tidak dapat dimungkiri akan timbul harapan akan kedatangan seorang penyelamat. Seorang Mesias, yang akan menghentikan segala perkara buruk yang memakan korban.

Di dalam serial ini, penonton akan dibawa menuju kisah tentang sosok misterius yang mengguncang hati nurani dan kepercayaan seluruh dunia akan kedatangnya. Kisah dibuka dengan latar peperangan yang mencekam.

Saat itu, Suriah sedang mengalami banyak sekali kendala dan mulai melemah saat berperang dengan para pemberontak yang bergabung di kelompok ISIS. Ibu kota Suriah yakni Damaskus menjadi kacau balau dan meninggalkan luka yang mendalam bagi para penyintas.

Saat mereka hidup dalam ketidakjelasan nasib dan bertahan dengan teror yang terus menghantui, seorang pria misterius (Mehdi Dehbi) datang dan muncul di tengah kota. Ia berdiri di atas semua orang, dan mulai berkotbah tentang keyakinannya.

Ia terus menyebutkan bahwa takdir manusia telah ditentukan Tuhan, dan percaya adalah jalan keluarnya. Pria ini juga mengajak mereka yang tersisa untuk percaya dan mengikutinya apabila ingin selamat dari segala ancaman.

Namun ia mengalami penolakan dari para penyintas dan masyarakat. Mereka mulai mengatainya kafir dan orang gila, sebab mengutip ayat dengan tidak benar.

Kemudian, datang badai pasir berskala besar yang membuat pasukan pemberontak mundur. Perlahan, apa yang dikatakan sosok misterius ini menjadi nyata. Mereka semakin yakin tatkala mendengar kabar bahwa pria tersebut tetap berkotbah selama badai pasir berlangsung, tanpa makan dan minum atau beristirahat.

Tak hanya membuat, para pemuka agama juga dibuat takjub dengan kepiawaiannya dalam berkotbah dan mengutip ucapan para nabi. Tetapi di sinilah ia diperdebatkan, apakah dirinya benar seorang Al-Masih yang datang, atau bukan?

Atas kejadian ini, sebanyak 2.000 orang yang terdiri dari berbagai kalangan berjalan dan bersama-sama mengikutinya melintasi gurun, menuju Yerusalem. Sesampainya di sana, mereka mengalami penolakan serta dikepung pasukan bersenjata Israel. Sang 'Al-Masih' tetap maju dan melewati pagar pembatas.

Karena dianggap memberontak, ia ditangkap dan dibawa ke rumah tahanan untuk diinterogasi. Seorang mantan militer yang kini menjadi detektif polisi bernama Aviram (Tomer Sisley) dikirim untuk memeriksa pria ini.

Nyatanya, bukan keterangan penting apapun yang sang detektif dapatkan, melainkan kisah hidup kelamnya yang berhasil direfleksikan kembali oleh pria tersebut dengan tepat. Aviram merasa terancam sebab ia dan koleganya tak pernah menyebutkan namanya, apalagi menceritakan kisah hidupnya.

Di belahan dunia lainnya, kisah pria ini menjadi sangat viral dan terkenal di internet, hingga masuk ke dalam 'radar' para agen rahasia, Central Intelligence Agency (CIA). Kisah sang 'Mesias' menarik perhatian Eva Geller (Michelle Monaghan), seorang agen CIA senior. Ia sangat yakin bahwa terdapat sesuatu yang tak beres dengan kejadian ini, dan memasukan pria tersebut ke dalam daftar pengawasan.

Eva lalu meminta agen serta kepolisian Israel untuk bekerja sama dalam memecahkan kasus ini. Tetapi dirinya harus menghadapi berbagai situasi serta berkejaran dengan waktu untuk mengungkap kebenaran dan identitas pria misterius ini.

Penuh Kontroversi dan Teori

Netflix resmi merilis seri ini pada 1 Januari 2020. Sebelumnya, dua buah trailer telah diluncurkan untuk menarik minat penonton. Tak hanya antusias, ternyata kontroversi muncul dari berbagai teori yang dikemukakan netizen.

Terdapat teori bahwa kisah ini sebenarnya menceritakan seorang antikristus atau Dajjal. Datang untuk mengguncang iman serta kepercayaan masyarakat kepada Tuhan dengan berbagai kejadian ajaib. Ini didukung dengan beberapa bagian yang menunjukkan bahwa pria ini adalah seorang nabi palsu setelah identitas sebenarnya terkuak.

Namun ada pula teori yang mengatakan bahwa sang kreator, Michael Petroni ingin membuat kisah lain. Yakni kedatangan kedua sang Mesias atau Kristus dengan penuh konflik dan ketidakpastian masyarakat atas kehadirannya.

Dikutip dari CNN Indonesia, Michael rupanya berani membawa konsep original ini kepada Netflix. Harapannya serial ini dapat membuat masyarakat berpikir kritis serta menciptakan debat yang berkualitas di antara penonton.

Namun ia menyebutkan, bahwa dirinya tidak bermaksud untuk menyinggung kepercayaan dan agama apapun dalam serial ini. Ia bersikukuh bahwa karyanya tidak berdasarkan teori agama manapun.

Messiah juga membawa sinematografi yang apik dan fokus yang baik kepada setiap penokohan dan latar yang ditampilkan. Meski memiliki cerita yang sangat kompleks dan mungkin membingungkan, serial ini tetap layak ditonton. Tertarik untuk menonton dan membahas teorinya? (len/wil)



Kolom Komentar

Share this article