Resensi

Menemukan Refleksi Diri Dalam The Book of Imaginary Beliefs

The Book of Imaginary Beliefs merupakan buku karya Lala Bohang yang terbit pada tahun 2019 dan diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Media.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Reza Ferdyan

SKETSA - The Book of Imaginary Beliefs merupakan buku karya Lala Bohang yang terbit pada 2019. Diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Media dengan teks yang menggunakan bahasa Inggris secara keseluruhan dan dijual dengan harga Rp108 ribu untuk wilayah Pulau Jawa. Buku bergenre fiction dengan tebal 152 halaman ini memiliki illustrasi yang berbeda-beda di setiap lembar halamannya, sehingga memiliki daya tariknya tersendiri.

Dengan tema dan desain yang didominasi oleh warna hijau, menghadirkan suasana yang tenang saat membacanya. Konsep dari buku ini sendiri yaitu perpaduan antara teks dan ilustrasi yang saling melengkapi, juga membawa kita hanyut dengan suasana yang sering kita alami pada kehidupan sehari-hari.

Membaca buku ini dalam keadaan tenang dan sendirian terasa sangat cocok. Tiap-tiap kalimat yang disuguhkan seperti menyuarakan perasaan kita, apa adanya terhadap hari-hari yang telah kita lalui. Salah satu kalimat yang menjadi sorotan ada pada halaman dengan kalimat “Oh, stop being so hard on yourself.”

Banyak narasi yang mencerminkan rutinitas sehari-hari, di mana kita terkadang merasa sangat lelah. Membaca narasi tersebut seakan mengingatkan kita bahwa tidak semuanya harus serba terburu-buru dan tubuh serta pikiran juga memerlukan istirahat.

Dari segi visual, The Book of Imaginary Beliefs sangat khas dengan manusia bertubuh garis-garis. Selain itu, visualisasi yang ditampilkan terkesan abstrak namun tetap menjadi satu kesatuan dengan teks yang ada pada buku ini.

Buku ini bisa menjadi media yang membantu kita untuk menemukan refleksi diri, berusaha lebih dewasa lagi dalam berbagai hal juga menerima perbedaan. Kalimat-kalimat indah yang disajikan sangat relate dengan kehidupan kita. Salah satu makna penting dari buku ini yaitu “we don’t share the same beliefs,” atau tidak semua orang punya pemikiran, pendapat, maupun kepercayaan yang sama terhadap sesuatu. (dyn/fzn)



Kolom Komentar

Share this article