Resensi

Dilan 1991, Masihkah Menjadi Dilanku?

Bagai candu, novel karya Pidi Baiq sukses dilanjutkan dalam seri ke dua. (Sumber foto: www.goodreads.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Judul buku: Dia adalah Dilanku 1991
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books (Mizan)
Genre : Romance
Kategori : Young Adult
Tahun terbit : 2015
Tebal : 344 hlm



SKETSA- Novel yang mengangkat cerita tentang percintaan sepertinya tidak akan pernah mati. Dari dulu hingga sekarang, tema ini terus berhasil merebut perhatian pembacanya. Dia adalah Dilanku 1990, nyatanya tak cukup mengupas habis kisah cinta ala remaja tahun 90-an. Berakhir dengan perjalanan cinta yang manis, kisah Dilan dan Milea ditutup dengan status baru yang mereka jalani. Menjadi sepasang kekasih seperti Dilan dan Milea dalam novel Dia adalah Dilanku 1990 sukses membuat pembacanya merasa iri dan terbayang-bayang menjadi sosok tokoh novel tersebut.

Gaya pacaran unik dan terkesan santai, yang digambarkan dalam novel tak urung membuat pembaca merasa penasaran. Sama dengan novel sebelumnya, Dia adalah Dilanku 1991 yang ditulis oleh Pidi Baiq ini menggunakan alur mundur, mengenang kisah Milea atau yang akrab di sapa Lia.

Dia adalah Dilanku 1991 mengisahkan kelanjutan cerita cinta Dilan dan Milea, yang berlanjut pada tahun 1991. Novel ini memunculkan konflik mereka cukup kompleks. Milea yang terus merasakan mabuk cinta dari Dilan, dikejutkan dengan hadirnya kembali dua orang laki-laki yang datang dari masa lalunya. Beni, yang merupakan mantan kekasihnya dan Yugo, teman masa kecil dan juga saudara jauhnya. Milea yang cantik memang terus berupaya mempertahankan cintanya untuk Dilan. Meskipun Beni, Yugo bahkan dua orang gurunya, Kang Adi dan Pak Dedi berusaha untuk mencuri hatinya. Hari-hari Milea sepertinya sudah cukup dengan Dilan.

“PR-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih kerasa dari Biologi.”

-Dilan

Salah satu puisi Dilan untuk Milea yang ditulis di belakang buku Milela. Dilan tidak pernah kehabisan cara untuk tunjukkan cintanya. Namun, sosok anggota geng motor yang selalu santai dan memiliki pemikiran yang tenang ini, harus menghadapi kisahnya yang cukup rumit. Kehidupannya terombang-ambing. Dikeluarkan dari sekolah, dipenjara, diusir dari rumah, bahkan cintanya yang selalu manis untuk Milea, perlahan-lahan membuat Milea resah. Tingkah lakunya tidak bisa lagi dipahami.

Milea lakukan berbagai cara demi menjaga Dilan. Rasa cintanya diselimuti dengan kekhawatiran yang teramat sangat, apalagi ketika salah satu rekan geng motor Dilan, Akew, meninggal akibat perkelahian. Milea takut hal itu juga terjadi pada Dilan. Dilan seperti tak mau tahu. Ia tetap menjadi bagian dari geng motor dan melakukan perkelahian. Hingga akhirnya Milea kehabisan cara dan mengambil pilihan yang dianggapnya bisa menjadi senjata untuk menaklukan Dilan.

Lalu, apa yang dilakukan Milea untuk Dilan? Berhasilkah mereka melalui masa sulit kisah cintanya? Masihkah Dilan menjadi “Dilanku” bagi Milea?

Kisah akhir mereka bisa kamu baca dalam novel ini. Tak terasa, kamu akan terus membaca halaman demi halamannya! (adl)




Kolom Komentar

Share this article