Resensi

Pulang: Gejolak Eksil Politik Pasca Tahun 1965

Membungkus sejarah kelam Indonesia melalui sebuah karya tulis novel

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA - Pulang, karya sastra yang terbit pada 2017, membawa kita ke dalam perjalanan yang melintasi waktu dan ruang. Menggambarkan kompleksitas eksil politik dan perjuangan para tokoh yang terpisah oleh peristiwa tragis di Indonesia. 

Dengan latar belakang pasca kejadian mencengkam di Indonesia pada tahun 1965, gerakan mahasiswa di Paris pada Mei 1968 dan kerusuhan politik di Indonesia pada Mei 1998, Leila S. Chudori mempersembahkan cerita yang menggugah dan mendalam mengenai lanskap sosial dan politik Indonesia pada masa tersebut.

Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia di Paris, secara kebetulan bertemu dengan Vivienne Deveraux, mahasiswa Prancis yang aktif dalam demonstrasi menentang pemerintahan Prancis. Namun di tengah pertemuan yang penuh gejolak ini, kabar tentang sahabatnya, Hananto Prawiro, yang ditangkap dan dinyatakan tewas oleh tentara, menghantui pikiran Dimas. 

Sementara itu, di Paris, Dimas dan tiga temannya, Nugroho, Tjai, dan Risjaf, terus dihantui oleh rasa bersalah karena teman-teman mereka di Indonesia menjadi korban dalam peristiwa 30 September. Di antara mereka, Surti Anandari, istri Hananto, dan ketiga anaknya mengalami penderitaan yang mendalam karena interogasi tentara.

Lintang Utara, putri dari Dimas, dan juga Alam, Putra Hananto mendatangi Jakarta untuk mendokumentasikan pengalaman keluarga korban tragedi 30 September tersebut pada Mei 1998.

Namun, apa yang mereka temui bukan sekadar kisah masa lalu ayah mereka, tetapi juga keterkaitannya dengan sejarah kelam Indonesia, termasuk kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya presiden yang telah berkuasa selama 32 tahun.

Penulis menghadirkan sudut pandang yang beragam, dari Dimas, Bimo, Alam, Lintang, hingga Vivienne. Meskipun terkadang sulit dipahami karena perubahan sudut pandang yang cepat, penulis mengemasnya dengan baik, menarik minat pembaca terhadap konflik-konflik yang kompleks.

Penggambaran keadaan politik dan sosial Indonesia pada tahun 1965, pasca peristiwa 30 September, memberikan latar belakang yang kuat bagi cerita ini. Dimas, sebagai seorang wartawan yang terdampar di Paris, menjadi cermin dari keadaan politik yang tidak menentu di Indonesia. 

Pembaca dihadapkan pada perjuangan tokoh-tokoh ini dalam menghadapi dilema dan konflik internal, termasuk pilihan politik dan moral. Perjalanan hidup Dimas yang dipenuhi dengan tantangan dan keputusan sulit memberikan dimensi yang mendalam pada karakter ini, dan penulis dengan mahir menggambarkan perasaan dan pikirannya.

Meskipun memiliki sudut pandang yang beragam, hal ini dapat menjadi tantangan bagi pembaca yang baru mengenal cerita ini. Terkadang, cerita sulit dipahami karena pergantian sudut pandang yang cepat.

Namun demikian, Pulang merupakan kisah yang menggugah, memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah kelam Indonesia dan kekuatan manusia untuk bertahan dalam menghadapinya. Dengan alur yang menarik dan karakter-karakter yang kuat, Leila S. Chudori memberikan karya yang memukau dan berkesan.(tha/mar)



Kolom Komentar

Share this article