Resensi

Dilan 1990: Visualisasi Romansa Muda 90-an

Dilan 1990 Official Poster. (Sumber: teen.co.id)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Judul: Dilan 1990 (2018)
Sutradara: Fajar Bustomi
Produser: Ody Mulya Hidayat
Skenario: Pidi Baiq
Pemain: Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Gusti Rayhan, Stefhanie Zamora Husen, Yoriko Angeline, Zulfa Maharani Putri, Giulio Parengkuan, Andyros Aryanto, Omara Estegal, Refal Hady, Adhisty Zara
Distribusi: Falcon Pictures, Maxima Pictures

“Jangan rindu. Berat. Kau takkan kuat. Biar aku saja.”

Kini kata-kata di atas tidak asing lagi kita dengar. Sejak 25 Januari 2018, masyarakat Indonesia dapat menikmati kisah fenomenal Dilan dan Milea di bioskop seluruh Indonesia. Film ini sendiri melibatkan Pidi Baiq yang merupakan penulis novel Dilan 1990 sebagai penulis skenario, sementara filmnya disutradarai oleh Fajar Bustomi, yang juga pernah menyutradarai film Surat Kecil Untuk Tuhan.

Diawali dengan narasi dari Milea dewasa yang disuarakan oleh Sissy Prescilla dengan latar belakang Jakarta tahun 2014. Di sinilah kisah Dilan dan Milea dimulai. Suatu pagi dalam perjalanan menuju sekolah, Milea sedang berjalan kaki ketika Dilan datang menghampirinya dengan motor legendarisnya. Dilan lalu menyapa dan meramalkan bahwa hari itu mereka akan bertemu di kantin. Meskipun pada akhirnya mereka tidak bertemu di kantin seperti yang diramalkan Dilan.

Hari berikutnya, Dilan kembali mengikuti Milea saat berjalan pulang dari sekolah. Ia menawarkan diri untuk menemani Milea naik angkot. Meski Milea sempat menolak, namun ia tetap membiarkan Dilan menemaninya naik angkot. Dalam adegan ini, Dilan kembali menggoda Milea dengan gombalannya yang khas dan kaku.

Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja.”

Demikianlah gombalan yang dilontarkan Dilan yang membuat seluruh penonton tertawa dan meringis malu-malu. Hal ini juga membuat Milea membandingkan Dilan dengan Beni, pacarnya yang berada di Jakarta.

Tidak berhenti sampai di situ, Dilan kembali mengirimkan Milea surat sebelum kelas dimulai. Dengan penasaran Milea lalu membuka surat tersebut. Isinya; “Pemberitahuan, sejak sore tadi, aku sudah mencintaimu. Hal ini kemudian membuat Milea semakin tidak bisa melupakan kesan dari seorang Dilan.

Di dalam film ini, kita akan disuguhkan banyak sekali gombalan manis ala Dilan, serta tingkah lakunya yang brutal sebagai panglima perang geng motor SMA-nya juga tingkah konyolnya di depan Milea. Akan tetapi, hubungan mereka tidak selalu berjalan mulus. 

Ada beberapa scene yang bisa dibilang sebagai daya tarik film ini. Pertama, ketika hari ulang tahun Milea. Dilan memberikan Milea sebuah kado yang dibungkus plastik, rupanya hadiah itu adalah sebuah Teka-Teki Silang (TTS). 

Selamat ulang tahun, Milea. Ini hadiah untukmu, cuma TTS. Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang kamu. Aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya.”

Kedua, ketika Milea pergi untuk melihat babak penyisihan cerdas cermat di mana Dilan ikut mewakili kelasnya bersama teman-temannya. Sadar akan kehadiran Milea, Dilan kembali bertingkah konyol. Setiap kali pertanyaan selesai diucapkan, Dilan selalu tepat membunyikan bel sehingga berkesempatan untuk menjawab. Namun, bukannya menjawab dengan benar, ia justru menjawab ’tidak tahu’  yang sontak membuat seisi ruang aula menjadi penuh gelak tawa. 

Terakhir, adalah ketika Dilan dan Milea akhirnya jalan bersama dengan motor legendaris milik Dilan. Di sepanjang perjalanan, Milea selalu dibuat tertawa sembari bingung bagaimana Dilan bisa membuatnya begitu merasa bahagia saat itu.

Bila kita mendalami setiap scene dalam film ini dengan baik, maka kita akan mendapatkan kesan roman anak muda tahun 90-an secara natural dan tidak dibuat-buat. Kedua pemeran utama Dilan dan Milea (Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla) berhasil membuat tokoh novel fenomenal karangan Pidi Baiq ini mengalir sesuai dengan semestinya. Bahkan sebelum film ini dirilis, masyarakat sudah mengantisipasi karakter Iqbaal yang dianggap tidak cocok memerankan Dilan karena imej manis dan imut yang melekat pada dirinya. Tetapi hal ini dapat ditepis oleh Iqbaal yang sukses memerankan Dilan dengan baik.

Ada beberapa hal yang sedikit mengurangi esensi dari film ini, di mana tata sinematografinya kurang sesuai dengan keadaan pada tahun 1990. Beberapa tempat juga tidak terlihat seperti ada pada latar belakang tahun 1990. Terlepas dari kekurangan tersebut, film ini sukses membuat penonton baper dan tertawa ketika menyaksikan tingkah manis serta konyol Dilan yang tidak terlupakan.

Dalam waktu 8 hari sejak pertama kali resmi dirilis, dilansir dari akun official Instagram Falcon Pictures, film Dilan 1990 telah berhasil memboyong 2.595.000 penonton. Beberapa netizen juga mengaku bahwa mereka menonton film ini hingga berkali-kali.     

Ditulis oleh Christnina Maharani, mahasiswi FEB 2017



Kolom Komentar

Share this article