Resensi

Belajar Menerima Kekurangan dari Looks That Kill

Film Looks That Kill.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Himpoon

SKETSA - Looks That Kill merupakan sebuah film bergenre komedi romantis yang di produksi oleh perusahan besar asal Amerika Serikat yakni LD Entertainment. Karya ini merupakan film debut besutan sutradara dan penulis naskah Kellen Moore yang sempat terkenal dengan filmnya berjudul East Of Kensington pada 2012 silam.

Dibintangi Brandon Flynn dan Julia Goldani Telles, Looks That Kill rilis perdana pada Juni 2020 lalu. Berfokus pada karakter utama bernama Max Richard yang hidupnya dipenuhi pasang surut karena memiliki kelainan pada wajahnya.

Bukan karena kekurangan pada wajahnya, adegan dibuka dengan derita Max sebagai seorang remaja yang mampu membunuh semua orang dengan wajah tampannya. Seumur hidup, ia harus menutup wajah dengan kain kasa. Ketika orang lain tak sengaja melihat ketampanan Max, mereka akan seketika terpesona dan langsung berhadapan dengan ajalnya.

Kondisi itulah yang membuatnya depresi dan sulit untuk menjalani hidup seperti manusia pada umumnya. Namun, kutukan itu seolah-olah hilang ketika seorang gadis bernama Alex yang juga memiliki penyakit aneh membantu Max dalam perawatannya. Sejak saat itu, pencarian jati dirinya dimulai.

Tak jauh berbeda seperti Max, Alex juga tengah berjuang dengan kondisinya sendiri. Ia ternyata mengidap penyakit yang cukup langka. Jantungnya dapat membesar dari ukuran normal apabila ia merasakan emosi tertentu. Baik itu bahagia, sedih maupun marah. Ketika jantungnya tumbuh dan membesar terlalu cepat, ini akan menyebabkan dirinya meninggal. Hal itulah, yang membuat keduanya saling menguatkan.

Dengan durasi 92 menit, Looks That Kill berhasil menampilkan kesan romantis pada film ini. Seiring hubungan yang semakin dekat, perasaan cinta pun tumbuh di antara Max dan Alex. Dengan maslaah yang begitu kompleks, kisah percintaan kedua remaja ini begitu rumit.

Di akhir cerita, Alex tidak lagi merasa sebagai beban dan siap menerima kematiannya. Sementara Max menerima keadaan dan memanfaatkan wajah tampan nan mautnya untuk menolong orang-orang yang sedang menderita sakit parah untuk mendapatkan kematian yang tenang. Ia juga menjadi pribadi yang lebih optimis. Juga tak lagi merasa terpuruk dengan kutukan yang kini ia anggap sebagai anugrah untuk menolong orang lain. 

Mengusung gaya sinematik berkonsep dark comedy dan sentuhan romance, film ini seolah membuat penontonnya harus menerka-nerka untuk membedakan bagian-bagian yang mengandung bumbu-bumbu komedi di dalamnya. Bagaimana tidak, film ini lebih banyak memunculkan adegan-adegan romantis ketimbang penokohan yang beralur komedi. 

Ber-setting di sebuah kota kecil, Look That Kill punya premis yang bagus namun plotnya durasinya dikemas seperti terburu-buru. Tetapi dapat diimbangi dengan apik oleh acting Brandon Flynn dan Julia Goldani Telles yang membuat kita tertarik untuk menontonnya. (fzn/len)



Kolom Komentar

Share this article