Resensi

Avengers: Endgame, Konklusi yang Melegakan

Poster Avengers: Endgame.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: Google.com

Judul: Avengers: Endgame

Genre: Aksi, Fantasi, Petualangan, Superhero

Rilis: 25 April 2019 (Indonesia)

Sutradara: Anthony Russo dan Joe Russo

Pemain: Robert Downey Jr., Chris Evans, Chris Hemsworth, Scarlett Johansson, Brie Larson

SKETSA - Marvel Cinematic Universe memang punya proyek film paling ambisius sepanjang sejarah perfilman. Hal ini terlihat dari kuantitas film yang dihasilkan tiap tahun. Sejak Iron Man muncul pada 2008 hingga Avengers: Endgame pada 2019, terhitung ada 22 film yang dihasilkan dalam kurun waktu 11 tahun. Artinya rata-rata setiap tahun Studio Marvel meghasilkan minimal 2 film dan hampir semuanya mendapatkan reputasi yang sangat baik. Tak ayal, film Avengers: Endgame menjadi film paling ditunggu oleh penggemar.

Avengers: Endgame mengambil latar waktu setelah Avengers: Infinity War (2018), yakni setelah setengah populasi alam semesta dimusnahkan oleh Thanos dengan sarung tangan ajaibnya yang disebut Infinity Gauntlet. Sarung tangan ini berisi batu-batu ajaib warna-warni yang disebut Infinity Stones dan memiliki kekuatan untuk memusnahkan sekaligus memperbaiki semesta.

Tim Avengers yang merasa putus asa karena kalah dari Thanos kembali pada urusan pribadi mereka masing-masing. Ada yang berkeluarga, terlibat dalam komunitas masyarakat, hingga menjadi pemburu mafia. Hingga harapan mengembalikan separuh populasi itu muncul dari kemunculan Scott Lang si Ant Mant dari dunia quantum (Ant Man and The Wasp). Ide melakukan perjalanan waktu pun muncul untuk mengumpulkan seluruh Infinity Stones.

Film berdurasi tiga jam ini memang menuturkan cerita dengan lambat namun tidak membosankan. Dari awal film emosi penonton dibangun secara perlahan agar berempati terhadap setiap karakter yang ada dalam film, sehingga penonton merasa terbawa dengan emosi dan perasaan yang tertuang dalam setiap adegan. Tidak melulu serius, Russo bersaudara sebagai sutradara cukup pandai menyelipkan lelucon bahkan dalam adegan genting sekalipun.

Adegan pertarungan yang dihadirkan pun memuaskan hasrat fans. Pertarungan akbar yang menjadi final penentu nasib semesta menjadi adegan yang tegang sekaligus emosional, karena semua keseruan yang diharapkan penonton akan ada di sini. Film ditutup dengan rasa haru sekaligus perasaan lega luar biasa karena menyaksikan perpisahan beberapa superhero Marvel. Sekaligus dengan kode bahwa waralaba Marvel Cinematic Universe belum berakhir disini. Semangat hero yang pergi masih diwariskan kepada hero penerus yang bisa kita saksikan pada film-film Marvel selanjutnya. (fer/wil)



Kolom Komentar

Share this article