Puisi

Yang Selalu Ada

Sebuah puisi dari Syarif Fauzan Khairullah, mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, FIB angkatan 2015. (Sumber foto: nasional.republika.co.id)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


bertahan, dalam sepucuk surat manis. Aku bertahan
ku lupakan sedikit kata baik, aku lupakan
terperanjat aku jatuh, sedikit luka menggertak tubuhku
untuk membuka sepucuk surat manis yang tersimpan jauh di dalam lemari biru

terlinang dan tertuang beberapa tetes
dalam setiap tetes ada sesal ada kesal
sesal karena salah tiada ampun
kesal karena amarah terhadap salah

ia tlah lama pergi, telah lama tiada
namun hati beranjak mati. Setelah lama tahu itu ada
sebuah surat dari sang induk, yang telah pergi
yang pernah tersenyum di waktu pagi

yang pernah memeluk ketika bersedih hati
yang pernah mengusap ketika lelah dan letih
yang pernah menyuap ketika lapar
yang pernah merangkul ketika mendengkur

adakah sedikit teringat elok tangannya yang bergurai
adakah sedikit teringat telapak kakinya yang keriput lagi retak
adakah sedikit teringat tubuhnya yang bungkuk lagi giginya yang rusak
adakah sedikit teringat bajunya yang lusuh, yang menutup tubuhnya yang pipih

bahwasanya kamu tau
kini telah berada di dalam tanah
kini telah berbaring dan rebah
telah terukir dalam pelepah

di amplop biru itu
ada tulisan,"Nak ibu merindukan kamu?"
"apakah kamu baik-baik saja?"
di atas amplopnya ada tulisan

"Yang Selalu Ada"



Ditulis oleh Syarif Fauzan Khairullah, mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, FIB angkatan 2015.




Kolom Komentar

Share this article