Puisi

Tipuan Afek kepada Emosi

Puisi mahasiswa Unmul

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Pexels.com

Kepada engkau yang menyembunyikan awan hujan. Juga engkau yang selalu menyilaukan semesta dengan cahaya tipuan. Bumi yang kau pijaki adalah karunia Tuhan untuk berekspresi. Setiap apa yang melata di atas muka bumi, kau bebas bercerita tentang nurani.

Tanah telah tercipta untuk insan berdiri tegak. Apakah tegak layak pohon Oak? Tidak. Sekuat apa pun Oak dilanda bencana, kau tetap manusia apa adanya. Tenang, selain berdiri tegak, tanah juga dipakai sebagai tempat tulang punggungmu rehat. Sembari itu, tataplah langit biru pekat, karena ia adalah media dengan-Nya, agar kau terpikat lalu doa dan harap yang memanjat.

Harga dan harapan yang kau gantungkan ke atas juga memiliki batas, walau demikian, kau juga pantas. Itu yang menempatkanmu sebagai manusia. Kau tidak bisa selalu kuat, kau bisa lemah bak keripik yang tertindih lalu menjadi remah. Semua anak Adam, berhak merasakan esensi kuat juga lemah.Silakan tertawa jika kau bahagia. Silakan menangis ketika kau liris. Jangan beri ruang itu diintervensi, biarkan ia menjadi alami. Jika kau siap, berdirilah di atas kaki sendiri atau digotong oleh kroni. Karena kau adalah anak Adam dan punya rasa kelam. Silakan ke dalam untuk menyelam. Dan kembali ke permukaan atas apa yang kau temukan.

Ditulis oleh Muhammad Imaduddin Nur Ichsan, mahasiswa Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran 2020



Kolom Komentar

Share this article