Puisi
Spasi
Ilustrasi galau. (Sumber: batamnews.co.id)
Seperti pohon yang layu redup merana
Kering di musim kemarau berkepanjangan
Tumbang menghalau jalan
Jiwa pun bisa menggetas patah
Tumpukan tugas terpaan rutinitas menumpulkan pikiran
Penemuan terjebak dalam hitam
Kosong lengking pantulan
Dari kebuntuan
Hati sayu, jiwa lemas, dilema lalu lalang
Melanda
Hidup dicuri oleh kedangkalan
Hingga tak bermakna
Ku butuh jeda
Jeda untuk menghela nafas
Helaan panjang menyeruakkan rasa hampa dalam-dalam
Memaksa hingga tak tersirat
dalam artian
Manusia itu tulisan
Ia bermakna karena adanya jeda
Spasiku hidup agar aku terbaca
Ditulis oleh Marini Juni Ananda Basrimas, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP 2017