Sepasang Sepatu
Puisi sepasang sepatu
Sumber Gambar : Pinterest
Dikala ku miskin, tak punya rumah dan terasingkan.
Aku memiliki teman yang selalu menemaniku.
Menemani kemanapun langkahku berpijak.
Mengiringiku di mana pun bumi kutapaki.
Aku terkadang terheran-heran kepadanya.
Apa yang menyebabkannya enggan untuk menjauh dariku.
Hati ku bertanya-tanya. Apakah dia menginginkan sesuatu dariku?
Atau aku yang menginginkannya terus hadir mendampingiku?
Pertanyaan itu selalu keluar dari pusat sistem saraf yang memiliki 100 juta sel neuron.
Selalu kugumamkan suara itu dalam sistem artikulasi suara yang kumiliki.
Bahkan, suatu ketika pertanyaan konyol muncul pada sistem kognitifku.
Apakah dia jodohku? Sontak aku pun tertawa membayangkannya.
Sampai akhirnya aku tersadar. Saat itu ada yang meneriakiku.
“Dasar Miskin!” “Gilaaa!” kata perempuan yang lari di hadapanku.
Rupanya, dia yang selalu menemaniku hanyalah sepasang sepatu yang selaluku pakai kemanapun aku pergi.
Dan yang membuat aku tak tahu bahwa itu hanya sepasang sepatu ialah karna aku sedang “gila”.
Ditulis oleh Muhammad Razil Fauzan, mahasiswa Sastra Inggris, FIB 2018