Rapuh yang Ternilai
Ilustrasi (Sumber: baritopost.co.id)
Bentuknya seperti kertas
Katanya, berharga?
Tak elakkah kau melihatnya?
Begitu menyayat relung hati
Kau rusak dia, kau lecehkan dia
Kau tak anggap dia jika ia kecil
Kau sanjung jika ia besar
Rendahkah ia jika berbeda?
Logam kau anggap tak ada harganya
Tanpa ia tak ada 1 juta
Kepingannya berbunyi beralun piano
Kau anggap seperti petasan
Bagaimana jika dari emas?
Apakah kau melakukan hal yang sama?
Pastinya tidak
Kau sayang dengan penampilan bukan perjuangannya
Pernah kah kau berfikir?
Berapa banyak darah kering di medan perang?
Ingin berjasa
Ingin memberi arti
Kau hanya menyiakannya seperti sampah
Peluh keringat selalu menetes
Mengalir tak tau arah
Inikah sikapmu terhadap mereka?
Jasa mereka tak kau kenang
Kau hanya kenang pemberian kekasih
Sejarah hanyalah teori belaka
Yang hanya sebatas kata
Itu pun hanya di buku sejarah
Yang tak kau sentuh apalagi dipandang
Hingga kusam sampai rapuh
Di tempat yang sama
Ditulis oleh Frilia Dwi Wulandari, mahasiswa Sastra Indonesia FIB 2017