Puisi

Pukul-pukul Keliru

Sebuah puisi berjudul Pukul-pukul Keliru yang ditulis oleh Maharani Saskia Puteri, mahasiswa Sastra Inggris FIB 2015. (Sumber foto: We Heart It)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Pukul-pukul keliru

Pukul satu pagi bagian sepi.

Pagi ini terasa lama. Jika rasaku setara laman ketik pada layar tik elektronik, mungkin kedipan tanda tunggu telah sayup-sayup gelap, karena bosan dirundung senyap.

Pukul dua pagi bagian sepi.

Pagi ini cukup lama. Hasilnya; kadang-kadang langit, lebih sering langit-langit, menjadi pemandangan yang menemani angan-angan yang jarang pahit. Iya. Terlebih dahulu kupilah kemudian kujahit. Antisipasi irit, walau gagalnya tidak sedikit.

Pukul tiga pagi bagian sepi.

Pagi ini benar lama. Buktinya banyak waktu untuk ragu, pun rindu, 'tuk mencipta sunyi dan berayun dalam penantian tak pasti. Menari-nari, lalu menyelami diri, kemudian kesana-kemari, dan terus pergi, padahal menuntut henti.

Pukul empat pagi bagian sepi.

Ah, pagi ini benar-benar lama! Tapi aku masih seperti ini. Terbaring diam mendengar bising malam. Sekawanan jangkrik, kamu, cicak, lalu kamu, nyamuk, kemudian kamu, gemuruh perut, dan masih kamu, dalam benak berkeliling tak hampa, entah sedang apa. Ribut, atau seperti aku, kalut.

Pukul lima pagi bagian tidak terlalu sepi.

Sungguh, pagi ini lama. Bagaimanapun, pada akhirnya datanglah kantuk sebagai pengganti sebagian hari yang sibuk. Dan teruntuk apapun yang menyita lebih dari sepertiga malamku, tetaplah tidak tahu, kiranya itu cukup membantu, walau barangkali hanya untukku.


Ditulis oleh Maharani Saskia Puteri, mahasiswi Sastra Inggris FIB 2015.



Kolom Komentar

Share this article