Nostalgia Sang Pahlawan
Ilustrasi (Sumber: Istimewa)
Dinginnya malam merasuk jiwa
melukis raga di langit kelam
Saat nelangsa memangsa asa
Tubuh ringkih itu bergelayut perlahan
Relung relung gaib membuka mata
Menyeruak bagaikan angin gurun
Menenggelamkannya dengan lembut
Tanah kering bebatuan
menjadi saksi bisu
betapa gagah beraninya ia
Mata merah seperti saga
menatap angkuhnya serdadu itu
Kilauan besi buat hatinya membaja
walau granat terus menggelegar
Dengan semangatnya. . .
Dengan cintanya. . .
Dengan keteguhan hatinya. . .
Ia terus bertahan dan berjuang
demi tanah air, tempatnya berpijak
Tetapi kini. . .
Kegamangan zaman terus mengusik
Ia berusaha kembali membela negerinya
Tentu bukan meruncingkan bambunya
tapi penglihatan dan hati nuraninya
Fajar menyingsing rekahkan kelana
Selingan kelabu kian menghilang . . .
Ditulis oleh Selvi Dayanti, mahasiswi Sastra Inggris, FIB 2018.