Puisi

Menjelang Kenangan

Ilustrasi (Sumber: jaipurbeat.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sesuatu yang indah adalah sesuatu yang selalu terkenang
Manakala diingat selalu meninggalkan harapan untuk kembali
Tetapi, apakah sesuatu yang indah akan selamanya terkesan bahagia?
Rasa dan kefaktaannya, sepertinya tidak, mestinya terkesan haru juga.

Dunia, dunia adalah wadah sekalian perasaan dan harapan
Bertebaran dan tumbuh dimana-mana
Maka sangat wajar jika ada perasaan dan harapan yang sama di setiap tempat
Karena segala peristiwa adalah sebuah kejadian yang diulang dengan motif berbeda.

Sekarang orang sibuk berlomba
Demi diri maupun demi sebuah kelompok
Tanpa menengok di belakang bahu
Bagaimana jiwa akan menopang kegelisahan.

Aku merasa gerah di malam yang hening
Dan aku merasa kedinginan di siang yang terik
Orang-orang berteriak di Taman surga
Dan orang-orang terdiam di Kamar neraka.

Kupandangi dua jendela yang berdampingan
Namun pemandangan yang kuamati sangat berbeda
Sisi kiri terlihat orang-orang berkelahi dengan binatang agar bisa menuju sebuah istana
Sedangkan sisi kanan terlihat orang-orang saling berkelahi di dalam istana.

Aku terlalu polos memahami semantik ini
Karenanya aku hanya bisa menangis di depan pintu istana itu
Dan harus pasrah terseret roda kebodohan
Menuju istana berdalam neraka.

Ditulis oleh Muhammad Andi Fitrahman, mahasiswa Sastra Indonesia FIB 2016.



Kolom Komentar

Share this article