Puisi

Jelang Terpidana Mati

Ilustrasi (Sumber: tribunnews.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Terpidana mati,
Telah tau pasti,
bahwa esok hari,
dia akan pergi...
akan mati...
terpidana mati
telah tau pasti
ke'esokan hari
dia akan kembali
dan menjadi, raga yang tlah mati...

lalu ia bertasbih,
memohon ampunan,
atas dosa pada diri,,
lalu ia bertasbih
menyesali,
perbuatan yang terjadi,,

celakakah untuk kita,,
yang tak tau kapan pergi,
berbuat semaunya seolah abadi..
celakakah untuk kita
yang tiada peduli,
kapan akan pergi, kapan akan mati...

sedikit riuh dan risau di hati
sang terpidana mati
takut dan rapuh diri
menjelang waktu pergi.
Terpidana mati,
merangkul hati, merangkul diri,
agar siap untuk pergi,
agar siap untuk mati.
telah cukupkah hukuman dan penyesalan ini?
ataukah taubat yang tiada henti?
hingga kakinya bengkak dan uratnya mati,
bersujud mencari sedikit ridho dari sang rabbi
telah cukupkah agar dapat menghadap ilahi.

Ditulis oleh Syarif Fauzan Khairullah, mahasiswa Sastra Inggris FIB 2015



Kolom Komentar

Share this article