Puisi

Dari Hujan yang Jatuh di Bumi

Ilustrasi hujan. Sumber: Tribun Lutra

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Ketika hujan turun

Ku kenang tempat ini,

banjir di jalan A.W Syahrani

Tempat segala tanda tanya tumpah meluap-luap

memenuhi jalan


Kau basah

Air pelan-pelan singgah di keningmu,

seperti mencari-cari telinga dan bertanya

“siapkah kau menangis esok hari?”


Bergetar tanganmu, kuat menggenggam

Dingin dan ketakutan

berharap jari-jari menjelma payung

Untuk air mata kita masing-masing


Hujan turun lebih cepat daripada waktu

Jatuh bertubi-tubi,

tepat di atas tubuh kita yang kemarau


Sore itu

Setelah hujan reda

Kulihat genangan air dan tanda tanya,

Dalam dan tenang

Kemudian langkah kita berhenti

demi sepi yang lebih panjang


Burung-burung terbang lebih tinggi

Bulan semakin dekat dengan matahari

Tetapi aku melihat cintaku,

Terkutuk terantai tanpamu


Demi hujan yang jatuh di bumi,

Akhirnya kau pergi

Dan aku hanya memiliki dua mata,

dengan seribu air matamu di dalamnya.


Ditulis oleh La Dores, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik




Kolom Komentar

Share this article