Puisi

Aku Diam

Ilustrasi (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sekali lagi aku diam
Ku rebahkan jiwa kepada nada dikala malam
Alunan yang menyenangkan
Kupeluk rembulan bersama kepiluan.

Sekali lagi aku diam
Ku sibakkan rambut mendengarkan kenangan
Pemusik yang sering membuat hati terusik
Membawakan syahdu violin bersama luka berlusin-lusin.

Sekali lagi aku diam
Ku kupas tembok kenangan bersama sepi
Kutarik nafas berulang-ulang
Fatamorgana kutemukan.

Sekali lagi aku diam
Ketika  rindu tak pernah tertuntaskan
Angin malam membawa potongan-potongan gambaran
Aku sibuk menyusun nya kembali,  bersama perih yang tak kunjung pergi.

Sekali lagi aku diam
Menatap kegelapan bersama kesuraman
Menyusuri memori  bersama alat musik dawaian
Mencumbu mesra lagu yang pernah kau mainkan.

Sekali lagi aku diam
Ketika ingatan semakin memerah
Ku obati tapi semakin parah
Kepeluk dan kurengkuh dalam peluh

Sekali lagi aku diam
Saat setiap mimpi sulit ditafsirkan
Ramalan kebahagiaan mulai bertebaran
Saat itu aku hanya percaya Tuhan

Sekali lagi aku diam
Ketika kasih tak lagi menuntut sabar
Si Sayang asik mengalunkan melodi kepada malam
Dan aku sendirian bersandar pada rembulan

Sekali lagi aku diam
Ketika violin itu dimainkan

Ditulis oleh Esty Pratiwi L, mahasiswi Sastra Indonesia, FIB 2017.



Kolom Komentar

Share this article