Press Release

Peringati Hari Perempuan Internasional 2025, CIMSA Unmul Adakan Rangkaian Acara Bertajuk BEJEWELED

BEJEWELED 2025, dorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Perayaan Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD) yang jatuh setiap tanggal 8 Maret, menjadi momentum penting untuk merayakan perjuangan dan pencapaian perempuan di seluruh dunia. Hari ini tidak hanya sekadar merayakan keberhasilan, tetapi juga sebagai wadah untuk menyuarakan perjuangan kesetaraan gender, hak-hak perempuan, serta mengakui kontribusi mereka dalam berbagai aspek kehidupan. 

Setiap tahun, tema yang diusung dalam perayaan ini adalah mengenai pemberdayaan perempuan, dan mendorong kita untuk terus melangkah menuju dunia yang lebih inklusif dan setara. Standing Committee on Sexual & Reproductive Health and Rights including HIV & AIDS (SCORA) Center for Indonesia Medical Student’s Activities (CIMSA) dan Standing Committee Human Rights and Peace (SCORP) CIMSA Unmul berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran mengenai kesetaraan gender dan glass ceiling

Tidak hanya itu, kolaborasi tersebut juga merayakan IWD 2025 dengan menggelar acara bertajuk ‘Bridging Excellence, Justice, and Equality for Women Empowerment (BEJEWELED)’ bersama 26 mahasiswa dari berbagai fakultas di Unmul dan 35 member CIMSA yang mengorganisir acara ini. Acara ini dilaksanakan di Gedung Integrated Laboratory (I-Lab) Unmul, Sabtu (8/3) lalu. 

Kesetaraan gender merupakan sebuah isu yang sangat melekat pada perempuan. Kesetaraan gender berfokus untuk menyuarakan diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan berdasarkan gender. Mengacu pada Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) 2023, Gender Inequality Index (GII) di Indonesia adalah 0.447. Hal ini menunjukan penurunan nilai sebesar 0.012 dari angka tahun sebelumnya. 

Salah satu hambatan terbesar bagi kesetaraan gender adalah glass ceiling yang dapat menghambat kesempatan perempuan untuk berkembang.

Sebagai pembuka rangkaian acara, para peserta melakukan Focus Group Discussion (FGD) mengenai sebuah skenario yang telah diberikan. Setelah itu, peserta akan melakukan presentasi mengenai hasil pembahasan kelompoknya. 

Acara berlanjut dengan sesi talkshow atau gelar wicara bersama Yolanda Wulansari sebagai moderator dan tiga narasumber yaitu Nanang Supratman dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Samarinda, Yulia Wahyu Ningrum dari Biro Psikologi Matavhati, dan Refinaja J dari Perempuan Mahardika Samarinda. Para peserta tampak sangat antusias mengikuti gelar wicara. Acara ini ditutup dengan sebuah workshop atau lokakarya di mana para peserta dapat membuat gelang.

Dengan berakhirnya acara ini, kami sangat berharap bahwa CIMSA Unmul dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kesadaraan masyarakat mengenai isu kesetaraan gender dan glass ceiling.

Press Release ini ditulis oleh Amanda Amalya Putri, sebagai Documentation and publication Coordinator for BEJEWELED Activity CIMSA Unmul



Kolom Komentar

Share this article