Press Release

Pembuka Parade Teater Sastra Indonesia: Berteater Dakadipta Membawa Naskah “Pagi Bening” ke Pementasan

Pementasan Berteater Dakadipta eksplorasi cinta dan kenangan.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Ai Nasyrah Nurdea

SKETSA - Berlatar Teras Samarinda, Berteater Dakadipta sukses adaptasi naskah komedi “Pagi Bening” karya Serafin dan Joaquin A. Quintero saduran Sapardi Djoko Damono. Naskah ini dipentaskan di FIB Unmul pada Minggu (1/12) kemarin dalam parade Teater Sastra Indonesia angkatan 2022. 

Pementasan dibuka oleh Yanti Nur Wulandari selaku pewara pada pukul 16.20 dengan total 70 penonton. 

Disutradarai oleh Ai Nasyrah Nurdea, pementasan ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang sudah lama berpisah dan dipertemukan kembali di sebuah kesempatan. Keduanya mengenang kisah lama tanpa saling mengenal.

Konflik dimulai ketika seorang lelaki tua, Lukman Hadi yang diperankan oleh Irdan menginjak rumput sembarangan. Sarah yang diperankan oleh Alipf Laila pun menegur sehingga terjadi perdebatan. 

Hal tersebut menjadi pemicu terjadinya obrolan panjang hingga merembet pada masa lalu yang menyenangkan, mengharukan, hingga menyedihkan.

Meskipun begitu, riuh tawa penonton mengisi ruangan pada beberapa adegan. Diiringi pula dengan musik yang apik dan permainan cahaya yang halus dan sangat menyesuaikan dengan emosi dalam pementasan. 

Lengkap dengan tata panggung yang menggambarkan Teras Samarinda dan dikemas dengan begitu kreatif.  Pementasan ditutup dengan pembacaan susunan kru produksi Berteater Dakadipta dan dokumentasi. 

Usai pementasan, diadakan sesi diskusi karya yang diikuti oleh kru Berteater Dakdipta, penonton, dan dosen pengampu. Dipantik oleh pimpinan produksi, Widya Amanda dan Ai Nasyrah Nurdea selaku sutradara, sesi ini membahas mengenai proses kreatif, interpretasi naskah, hingga pesan yang ingin disampaikan dalam pementasan. 

Melalui pementasan tersebut, Ai ingin menyampaikan pesan tentang sopan santun terhadap orang lain. Karena bisa saja, orang yang kita temui ternyata adalah orang yang penting di dalam hidup kita. 

Dosen pengampu mata kuliah Teater, Muh. Al Fayed memberikan apresiasinya terhadap pementasan yang telah dilaksanakan. Ia juga mengaku memberikan kebebasan untuk tim dalam mengekspresikan dan mengembangkan kreativitas sembari mengarahkan agar dapat melihat perkembangan mahasiswa dalam berproses. 

Sementara itu, Koordinator Mata Kuliah Teater Sastra Indonesia, Eka Yusriansyah dalam interpretasinya menyebutkan kisah ini adalah transformasi dari Pagi Bening menjadi cinta yang hening. Eka menyoroti bagaimana interpretasi tim dalam mengadaptasi naskah yang diangkat. 

Press release ini ditulis oleh Widya Amanda, Pimpinan Produksi Pementasan “Pagi Bening” Berteater Dakadipta.



Kolom Komentar

Share this article