Aliansi Perempuan Samarinda Rilis Aksi Pencerdasan
Aliansi Perempuan Samarinda bersama Komunitas Perempuan Indonesia Sehat (KPIS) Samarinda serta berbagai lembaga eksternal maupun internal Kampus Unmul. (Sumber foto: Dok. Panitia)
Pada Minggu, 28 Januari 2018 pukul 06.00-10.00 telah terselenggara aksi pencerdasan dan galang petisi oleh Aliansi Perempuan Samarinda yang diinisiasi oleh Komunitas Perempuan Indonesia Sehat (KPIS) Samarinda serta keterlibatan dari berbagai lembaga eksternal maupun internal Kampus Unmul, seperti LKPI, KMM Al Jazaari, BEM FAPERTA UNMUL, BEM FKM UNMUL, LD MBU FPIK, BEM FEB UNMUL, GARAP KALTIM, PUSDIMA UNMUL, LDF An Nuur, FSLDK KALTIM-KALTARA, KAMMI KALTIM-KALTARA, KAMMI Samarinda, KAMMI UNMUL, BEM FKIP UNMUL, LDKm Al hijrah, NAPAS Samarinda, BEM KM UNMUL, BMI Samarinda, Insan Kamil, GAMAMUS Teknik, LDK CESIMA UWGM dan DPM FKIP UNMUL.
Dalam aksi pencerdasan, kami juga menggalang petisi untuk mengetahui pandangan masyarakat Samarinda mengenai permasalahan saat ini. Telah terkumpul sebanyak 427 suara dari masyarakat yang bersedia mengisi petisi ini.
Aksi pencerdasan ini merupakan bentuk kegelisahan kami mengenai permasalahan moral yang ada saat ini, khususnya pornografi, lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual (LGBT) dan miras atau minuman keras.
Pornografi sangat merusak moral, bahkan otak secara biologis. Kerusakannya 2 kali lebih merusak dibandingkan NAPZA pada otak manusia.
Untuk LGBT, kami menolak perilaku LGBT tersebut karena tidak sesuai dengan fitrah manusia dan merupakan kelainan psikologis. Namun, di sini kami tidak ingin mendiskriminasi individunya. Kami menolak perilaku LGBT-nya dengan harapan LGBT ini bisa melakukan terapi. Selain itu, perilaku LGBT juga berdampak pada penyebaran penyakit menular seksual.
Miras sudah sangat jelas merugikan tubuh. Harapannya miras ini bisa dihentikan peredarannya. Miras menimbulkan dampak negatif bagi berbagai organ dalam tubuh manusia. Selain itu dapat mengganggu pikiran dan menghilangkan akal.
Ketiga hal di atas memiliki andil yang besar dalam kerusakan moral bangsa. Seperti yang kita ketahui bahwa kondisi bangsa hari ini menentukan kondisi bangsa di masa depan. Kami tidak ingin Indonesia kehilangan generasi penerus yang berkualitas dari permasalahan moral seperti ini.
Ditulis oleh Nur Ahlina Hanifah, perwakilan Aliansi Perempuan Samarinda.