Press Release

Aksi Cinta untukmu, Ibu

Aksi yang didedikasikan untuk para Ibu spesial Hari Ibu, Jumat (22/12) bertempat di depan Lembuswana. (Foto: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Ibu sebagai pendidikan pertama bagi buah hatinya. Bagaikan sekolah, siswa yang lulus dengan baik tentu ditempa oleh guru yang baik pula. Begitulah ibu ia begitu menentukan sikap baik/buruk buah hatinya. Buah sikap budi pekerti tentu ditanam oleh benih-benih kasih sayang, perhatian, juga pelajaran keimanan.

Dalam perjalanannya, ibu selalu disebut dalam kalimat utama sosok berpengaruh dalam perbaikan generasi bangsa.

Apabila baik generasi mudanya, maka baik pula negaranya. Artinya, generasi muda di sini adalah anak yang dituntut untuk cerdas, baik cerdas secara pendidikan, emosional, sosial maupun secara keagamaan. Ibu memanglah bukan sosok sempurna, tetapi bagaimanapun ia seharusnya mampu menjalankan fungsinya sebagai manajer dalam rumah tangga. Ibu selalu dituntut agar mampu mengatur fungsi manajemen keuangan, dapur, pendidikan bagi buah hati, kesehatan dan rencana jangka panjang keluarga.

Sejak adanya buah hati dalam kandungan, ibulah yang harus berusaha keras menjaga hingga buah hati bisa melihat dunia luas. Saat menginjak dunia, ibulah yang bertugas menjaga, merawat dan mendidik buah hati hingga buah hatinya siap menghadapi tantangan dunia dengan bekal sikap kebajikan.

Namun, hari ini sebuah fakta menunjukkan bahwa keselamatan bagi anak menjadi hal yang mengiris hati. Menurut data Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) kota Samarinda, dari Januari hingga akhir tahun 2017 terdapat sekitar 300 kasus yang berkaitan dengan anak yang didominasi oleh kasus narkotika dan asusila. Bahkan saat ini Samarinda menempati peringkat tertinggi kasus anak se-Kaltim dan menempati peringkat tiga nasional setelah Jawa Barat dan Papua.

Angka di atas hanyalah hitungan matematis yang terdata oleh lembaga, tentunya di luar dari data tadi masih terdapat kasus lain yang serupa. Saat kita menggali akar permasalahan kasus ini kita akan menemukan banyak hal, dari pergaulan yang tidak baik, maraknya pornografi, anak yang masih labil, juga karena keluarga yang kurang memperhatikan perkembangan buah hatinya.

Kini perkembangan teknologi memang tak mampu terelakkan. Semua kalangan tak asing lagi dengan gadget canggih termasuk anak-anak dan juga balita. Kemudahan mengakses berbagai hal tentu menjadi ancaman tersendiri bagi penggunanya. Apalagi bagi anak yang dibebaskan menggunakan gadget-nya dalam hal apapun tanpa pengawasan. Kita juga menemukan fakta bahwa bentuk kasih sayang orangtua seperti kasih sayang yang dititipkan. Dititipkan lewat babysitter maupun membuat mereka bahagia dengan bermain gadget canggihnya.

Oleh karena itu, BEM FEB Unmul menyampaikan tiga himbauan diantaranya;
1. Membekali anak dengan ilmu-ilmu agama yang benar sejak dini.
2. Senantiasa mengawasi anak di bawah umur dalam penggunaan gadget.
3. Menjadikan rumah sebagai tempat ternyaman bagi anak untuk berbagi dan menceritakan masalahnya.
4. Pembagian peran antara ayah dan ibu terhadap pola asuh anak.
5. Menciptakan hubungan yang demokratis antara anak dan orangtua (keluarga).
6. Menanamkan sifat mandiri dan bertanggungjawab pada anak sejak dini.

BEM FEB Unmul juga menyampaikan tiga tuntutan kepada Pemkot Samarinda, sebagai berikut;
1. Pemkot harus serius menjadikan Samarinda sebagai kota layak anak.
2. Menindak tegas para pelaku kekerasan anak maupun perdagangan anak di Samarinda.
3. Mendesak Pemkot bersama kepolisian untuk memperketat keamanan dan ketertiban untuk masyarakat Samarinda.

Kami sayang ibu.
Kami cinta ibu, karena kebahagiaan ibu adalah kebahagiaan kami.

Press Release dari Departemen Pemberdayaan Perempuan BEM FEB Unmul



Kolom Komentar

Share this article