Opini

Wisuda: Babak Baru Kehidupan Pasca Kampus

Sebuah opini dari Rafshanjani, mahasiswa program studi Manajemen, FEB. (Sumber foto: IDN Times)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Tepat 23 September 2017, wisuda gelombang 3 Universitas Mulawarman dilaksanakan. Pemindahan tali toga, pengukuhan secara simbolis yang dilakukan oleh Rektor Universitas Mulawarman sebagai tanda sah-nya gelar yang diimpikan oleh mahasiswa sejak awal mengenyam bangku perguruan tinggi. Terdapat 1000 lebih wisudawa/wati yang mengikuti prosesi wisuda kali ini.

Babak baru kehidupan nampak jelas di depan mata, impian akan kemandirian sudah di depan mata, umur dan gelar semakin membuat malu untuk terus meminta rupiah kepada orang tua. Tiada lagi waktu untuk berleha, tak sedikit dari mereka yang sudah lulus sedikit menyesalkan cepatnya keputusan untuk menyelesaikan studi. Di antara banyaknya wisudawan/wati hanya beberapa dari mereka yang melanjutkan kuliah, diterima kerja, bahkan memang sudah bekerja sejak kuliah. Tidak sedikit yang kesana kemari mencari pekerjaan dengan sebutan jobseeker. Tentu saja, ketakutan menjadi pengangguran selalu menghantui siapa saja yang sudah wisuda.

Menghadapi babak pasca kampus ini memang ngeri ngeri sedap, tidak semua dari wisudawan/wati mempunyai skill yang mumpuni. Skill yang memang menjadi standar dari proses rekrutmen. Fakta dilapangan menunjukkan sekelas pendaftaran CPNS sekarang mempunyai kualifikasi yang sangat tinggi, hampir setara dengan perusahaan BUMN dan Swasta. Maka, apakah lulusan kali ini mempunyai skill mumpuni? Sanggupkah melawan kerasnya pasar tenaga kerja? Maka, seberapa penting peran IPK, pengalaman magang, pengalaman organisasi, serta kemampuan berbahasa asing di tahun ini dan tahun tahun mendatang berikutnya?

Menurut pandangan saya sebagai mahasiswa lulusan FEB (tinggal menunggu wisuda Desember) yang konsen bergelut di bidang Brand Development, pentingnya pengalaman magang, organisasi, serta kemampuan berbahasa asing merupakan sebuah Personal Brand. Sesuatu yang dapat dijual dalam proses rekrutmen. Posisi IPK? IPK sangat penting sebagai ungakapan tanggung jawab Anda terhadap masa depan Anda. Walaupun IPK hanya mengantar Anda pada babak administrasi saja, sedang pengalaman dan skill Anda? Itulah yang akan membawa Anda hingga tahap akhir proses rekrutmen.

Berbicara mengenai pengalaman organisasi dan pengalaman magang, 2 hal tersebut tergolong seksi oleh beberapa recruiters. Menurut mereka, pengalaman organisasi dan magang dapat dijadikan sebuah referensi bagaimana seorang kandidat bekerja dan menghadapi sebuah masalah. Mengenai kemampuan bahasa asing, ini bukan semata mata mendirikan nasionalisme lalu merasa bahasa asing tidak diperlukan. Indonesia berdampingan dengan negara lain, perusahaan Indonesia juga mengekspor produknya ke negara lain, lantas apakah hal itu tidak memerlukan bahasa asing? Maka kemampuan berbahasa asing menjadi salah satu hal mendasar untuk beberapa tahun mendatang.

Sudah siapkah para wisudawan/wati Universitas Mulawarman untuk menghadapi babak baru kehidupan pasca kampus? Intinya kita tidak boleh memandang rendah sebuah pilihan mau anda menjadi PNS, akademisi, karyawan, maupun pengusaha itu adalah pilihan masing masing. Berkaryalah sesuai kemampuan dan keinginan Anda. Sekecil apapun pilihan Anda, sangat menentukan masa depan Anda. Beranilah untuk berkompetisi, buatlah almamater kita bangga.


Ditulis oleh Rafshanjani, mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2013, FEB.




Kolom Komentar

Share this article