Opini

Jiwa Seorang Mahasiswa untuk Bangsa

Bersama mahasiswa, rakyat kuat. (Sumber ilustrasi: pinterest.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Mahasiswa adalah seorang yang berperan penting untuk bangsa dan negara. Ia mengorbankan jiwa raganya hanya untuk bangsa ini sejahtera, hidup yang damai, dan menciptakan solidaritas yang tinggi, sehingga lahirlah suatu bangsa yang besar. Bangsa yang selalu menjaga rakyatnya di setiap masalah. Semangat yang kokoh, jiwa yang mulia terletak pada jiwa sejati seorang mahasiswa. Masa depan bangsa tergantung pada jiwa-jiwa mahasiswa yang cerdas dan inovasi, baik secara segi kualitas maupun kuantitas. Seorang mahasiswa memposisikan dirinya sebagai pejuang tanpa kenal lelah, mengorbankan seluruh jiwa raganya hanya untuk bangsa dan negara ini. Semangat itu lahir dari generasi ke generasi sehingga tidak bisa diragu-ragukan lagi perjuangannya.

Kebanyakan mahasiswa di Universitas Mulawarman khususnya di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) tidak menyadari perannya sebagai Mahasiswa. Mahasiswa di FIB lebih dikenal KHDP (Kuliah Hanya Pulang dan Pergi). Hal ini dapat kita renungi bersama bahwa mahasiswa kurang peka terhadap lingkungan yang terjadi atau mungkin kurang peduli terhadap sekitarnya. 

Mereka cenderung fokus pada study-nya saja. Namun sebaliknya, mahasiswa yang kuat di bidang organisasi juga dianggap tidak baik. Karena mereka menganggap sering meninggalkan mata kuliah demi kegiatan organisasi. Sebelum penjelaskan yang lebih luas marilah kita menyadari pentingnya berorganisasi.

Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Terlebih untuk bekal dan kehidupannya kelak. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa. Namun, kesadaran berorganisasi itu sangat minim. Akhir-akhir ini mahasiswa kurang berkontribusi dalam berorganisasi, hal tersebut mulai nampak di sudut-sudut kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan disegani oleh orang banyak, tidak ceroboh dalam menentukan sikap karena di sanalah tersemayam kaum intelektual yang cerdas dalam menghadapi tantangan zaman.

Mahasiswa dituntut agar lebih cerdas dalam menyikapi persoalan-persoalan yang terjadi di sekitar, tidak hanya sekadar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi mahasiswa juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi. Dalam berorganisasi mahasiswa bisa mengenal dunia kampus lebih luas.

Misalnya saja kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara terbuka di depan orang banyak.

Untuk itulah perlu adanya kesadaran jiwa, marilah sama-sama membuka mata hati kita sebagai mahasiswa. Begitu penting peran mahasiswa untuk bangsa ini, kalau bukan kita siapa lagi yang akan memperjuangkan hak-hak rakyat?

Kesadaran lahir ketika ada kemauan yang kuat, sehingga menyebarkan semangat yang tak lekang oleh zaman, mari membahu, mari membangun untuk negeri kita tercinta (Indonesia). Apalah arti seorang mahasiswa jika kita diam diri melihat carut marutnya negeri ini. Mari kita lantangkan suara, bungkam semua kejahatan yang ada. Bersama mahasiswa, rakyat kuat.


Ditulis oleh Irwanto Iwan, Presiden BEM FIB 2017.



Kolom Komentar

Share this article