SKETSA - Sabtu (03/12) kemarin, Sekretariat LPM Sketsa Unmul kedatangan salah seorang alumninya yang pada 2011 menjabat sebagai Ketua Redaksi UKM Jurnalistik Sketsa sebelum berganti nama sekaligus Presiden BEM Unmul periode 2011-2012 silam.
Alumni itu ialah Surahman, atau yang akrab disapa Chiko oleh awak Sketsa. Sosok yang bahkan hingga kini tak asing di kalangan mahasiswa organisatoris itu menyambangi sekretariat mulai pukul 14.00 hingga 16.00 Wita. Dalam kesempatan tersebut, Surahman membagi kenangan, pengalaman, dan nasihat serta harapannya untuk Sketsa ke depan.
Awak Sketsa tampak sangat antusias dan bersemangat. Sederet pertanyaan yang dilontarkan baik masa lalu maupun datang, dijawab Surahman secara detail sambil memberikan wejangan demi terwujudnya Sketsa lebih baik. Kegiatan berbagi itu berlangsung hangat dengan dibuka Ketua Umum LPM Sketsa, Khajjar Rohmah dan diikuti sejumlah awak Sketsa di sela-sela kegiatan Open Recruitment.
Tak hanya berbagi, nyatanya banyak fakta terungkap dari pertemuan sore itu. Surahman, yang memang pernah menjabat sebagai Presiden BEM Unmul di masanya, banyak berbagi kisah-kisah luar biasa. Mulai kondisi UKM Jurnalistik yang hanya digawangi lima orang namun tetap bertahan, hingga peristiwa-peristiwa selama ia menyandang gelar mahasiswa nomor satu Unmul waktu itu.
“Dulu itu pernah terjadi demonstarsi, bukan hanya di muka gedung rektorat. Anak-anak bahkan pernah demo di depan pintu sekretariat kami (BEM Unmul) gara-gara ribut persiapan mau ada acara,” kenangnya.
Jalinan antara UKM Jurnalistik dan BEM Unmul kala itu sangat dekat. “Pernah saling tukar sekre untuk rapat malahan,” imbuhnya.
Keputusannya maju sebagai calon presiden mahasiswa kala itu mengharuskannya cuti dari UKM Jurnalistik. Pemira berakhir dengan menyatakan Surahman sebagai presiden BEM Unmul terpilih. Hasil itu lagi-lagi mengharuskannya pergi dari UKM Jurnalistik. Dengan demikian, ia terpaksa hengkang dan mengabdi sebagai Ketua Redaksi hanya selama setengah periode.
Namun, terpilihnya ia, nyatanya tak membuatnya lantas melupakan UKM Jurnalistik, UKM yang telah membesarkan namanya. Meski telah menandatangi hitam di atas putih perihal pengunduran diri, Surahman mengaku tetap bekerja selayaknya pers mahasiswa.
“Saya masih tetap aktif menulis. Tapi tidak pernah sampai wawancara diri sendiri kok,” ujarya seraya tertawa.
Lebih lanjut, Surahman mengungkapkan, masa itu, seluruh elemen organisasi baik internal maupun eksternal kampus terbilang cukup padu. Baik kiri maupun kanan, semuanya nyaris bersatu saat dihimpun dalam beragam kesempatan.
Meski demikian, beragam kendala pun diuraikannya. Belum berkembangnya mediakomunikasi kala itu sementara sejumlah pihak meminta agar kegiatan BEM senantiasa dipublikasikan, diakuinya membuat kelimpungan.
Menyentil sedikit isu yang tengah marak berkembang perihal dilarangnya 27 mahasiswa baru Hukum untuk berorganisasi, sebab tidak ikut MPMB dan LK, ditanggapi Surahman yang merupakan alumni Hukum yang lulus 2015 lalu.
Dikatakannya, dia sendiri tak mengikuti MPMB maupun LK. Meski begitu tetap mampu berkarir diranah universitas. Sanksi yang diberikan pun tidak tegas. Sebab itu, dia tak goyah mencoba peruntungannya berekspansi ke ranah universitas.
Sketsa sekarang menurutnya sudah makin dikenal dibanding eranya dulu. Dia berharap Sketsa terus berbenah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pers mahasiswa. (els/snh/aml)