Sumber Gambar : Istimewa
SKETSA - Manusia sebagai makhluk sosial tak bisa lepas dari interaksi dan hubungan tolong-menolong dengan manusia lain. Atas nama kemanusiaan, Hari Relawan Sedunia ditetapkan setiap tanggal 5 Desember oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Meski jarang diketahui, namun dengan adanya perayaan ini diharapkan mampu merangsang beragam lapisan masyarakat, terkhusus kaum muda yang utamanya mahasiswa agar tergerak menjadi seorang relawan.
Peringatan Hari Relawan Sedunia ini juga sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih untuk para relawan karena memperjuangkan kemanusiaan dan perdamaian. Merekalah sosok yang pertama kali menjulurkan tangan di tengah krisis untuk membantu hidup jutaan orang tanpa memikirkan risiko keselamatan pribadi.
Kabar baiknya, di Indonesia sendiri para relawan telah banyak bermunculan. Dilansir dari medcofondation.org dan situs indorelawan.org sebagai salah satu referensi, tercatat ratusan ribu relawan yang siap menyumbangkan waktu dan tenaga untuk berbagai kegiatan sosial kemanusiaan.
“Anak-anak muda Indonesia saat ini semakin rutin untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, mulai dari kegiatan di daerah bencana, pendistribusian buku-buku, penggalangan dana, mengumpulkan bantuan logistik, pemberian wawasan dan keterampilan, dan sebagainya.”
Ketika pandemi yang menjadi permasalahan global dan terjadi kesulitan bagi banyak pihak, sikap sukarela sangat dibutuhkan bagi kemanusiaan. Terutama kaum muda yang diharapkan menjadi agen terdepan dalam meningkatkan dan melanggengkan sukarelawan baik dalam lingkup lokal, nasional hingga internasional.
Momentum ini bisa dijadikan sebagai pemantik semangat untuk menumbuhkan sikap kesukarelawanan dalam kehidupan sosial sehari-hari dan mendeklarasikan kontribusi kepedulian sosial. Jadikan niat baik menjadi aksi baik, untuk kehidupan dunia yang lebih baik. (khn/rst)