Seminar HMPKN, Merajut Kebinekaan Bangsa

Seminar HMPKN, Merajut Kebinekaan Bangsa

Sumber: Dok. Pribadi

SKETSA - Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (HMPKN), menggelar seminar nasional dan call of paper pada (29/4) lalu. Acara ini merupakan rangkaian akhir dari Gebyar Civil Education ke-8. Topik yang dibahas dalam agenda ini menjadi menarik karena menjadi bagian dalam kehidupan bermasyarakat.

Seminar tersebut mengangkat tema "Merajut Keberagaman dalam Kebinekaan". Menghadirkan Fajar Laksono Suroso dari Mahkamah Konstitusi (MK). Acara ini dipandu oleh Edy Racmad selaku moderator.

Sebelum masuk ke bagian inti, acara dibuka dengan penampilan tarian daerah Kalimantan Timur dari mahasiswa Pendidikan PKN. Usai menyajikan salah satu kekayaan daerah tersebut, seminar dimulai. Fajar mengatakan, Indonesia merupakan laboratorium ideal dalam praktik keberagaman. Ia juga menambahkan bahwa Indonesia sendiri ada karena keberagaman.

"Dari agama Islam, Kristen, suku Timur, Jawa, dan lainnya, saling membawa kepentingan atau perbedaan dan menemukan titik dalam membentuk Indonesia," ucap Fajar.

Ia juga menyebutkan, bahwa ada beberapa hal yang merusak demokrasi, seperti pemahaman demokrasi yang menganut kebebasan, yang kemudian menjadi titik berat.

"Sebebas-besasnya, padahal ada konstitusi yang mengatur. Dan kebebasan sendiri dibatasi hak asasi manusia lainnya," tegasnya.

Dijelaskannya, akibat dari hancurnya demokrasi, akan timbul kecenderungan hilangnya sikap menghargai dalam menanggapi perbedaan. Baik itu suku, ras, politik maupun agama. Hal ini yang harusnya dihindari.

Sementara Adrianus Pakiding selaku Penanggung Jawab (PJ) seminar tersebut menuturkan, hadirnya kegiatan ini berangkat dari kegelisahan yang dirasakan mahasiswa. Melihat keadaan Indonesia saat ini, yang mana sebelumnya (17/4) telah melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) dan cukup berbuntut panjang, bahkan pasca pemungutan suara. Kegiatan memantau dari sebelum dan sesudah kegiatan pun dilakukan.

"Akhirnya kami melihat bahwa bangsa Indonesia butuh merajut kebersamaan ulang dalam bentuk kebinekaan Indonesia, karena kita berasas pancasila. Dengan itu kami bertekad mengadakan seminar ini," ucap Mahasiswa Pendidikan PKN angkatan 2017 itu. (mer/wil)