SKETSA – Menempuh pendidikan hingga meraih gelar sarjana merupakan impian banyak orang. Namun sayang, hingga kini masih banyak yang belum bisa menjejal pendidikan hingga bangku perkuliahan. Sebagian besar alasannya karena terkendala biaya. Fenomena ini yang kemudian ditarik oleh Presiden Indonesia Jokowi, untuk memberikan bantuan dengan membantu mahasiswa kurang mampu dengan meminta perbankan Indonesia menyediakan model kredit atau pinjaman yang disebut dengan “student loan”.
Dalam rapat terbatas mengenai Peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia di Istana Negara pada Kamis (15/3) lalu, Jokowi mengatakan ingin menerapkan sistem ini di Indonesia. Student loan bukanlah sebuah konsep baru di dunia pendidikan, tetapi merupakan konsep yang sudah diterapkan di beberapa negara, salah satunya di Amerika Serikat.
"Saya membaca informasi di AS, nilai outstanding seluruh kredit pendidikan telah melampaui portal outstanding pinjaman kartu kredit atau credit card loan. Kaget saya membaca itu," papar Jokowi.
Adanya produk kredit pendidikan di Indonesia, Jokowi meyakini hal ini akan menggeser proporsi kredit konsumtif ke produktif sekaligus memberikan nilai tambah kepada visi ke depan yakni pendidikan. Konsep student loan membuat mahasiswa dapat menikmati pendidikan tingkat tinggi tanpa harus mengeluarkan biaya dari kantong sendiri.
Dengan menerima student loan, sebenarnya mahasiswa tidak benar-benar berkuliah secara gratis. Sebelum aktif berkuliah, mahasiswa bersangkutan terlebih dahulu menandatangani kontrak dengan bank, dan menyatakan diri bersedia untuk melunasi pinjaman setelah ia lulus. Segala beban biayanya yang dipinjamkan ke mahasiswa selama ia kuliah nantinya harus dibayar kembali (langsung lunas atau dicicil) setelah ia menyelesaikan pendidikan dan bekerja.
Dilansir dari Bisnis.com, Jokowi mengemukakan produk kredit pendidikan bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan daya saing industri, baik di perbankan maupun non perbankan di Indonesia. Jokowi meminta para bankir untuk selalu melakukan inovasi dan terobosan, salah satunya dengan segera meluncurkan produk kredit pendidikan di Indonesia.
“Tolong inovasi ini dijadikan perhatian serius. Kalau tidak ambil, inovasi ini akan diambil orang lain,” tekannya.
Sementara itu, dikutip dari Kumparan.com Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi, Muhammad Nasir, mengatakan pemerintah telah mengkaji soal student loan dengan bank-bank. Agar ke depan, mahasiswa tidak kesulitan dalam menyelesaikan pendidikan. Ia juga mengatakan student loan nantinya akan diserahkan kepada Menko Perekonomian.
Nasir berharap dengan adanya student loan, dapat berpengaruh terhadap percepatan masa studi mahasiswa, "Banyak mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir, untuk mempercepat kelulusan terhambat dia tidak punya uang. Uang praktik, untuk riset. Nah kalau ada dana jangka pendek itu untuk menyelesaikan, ya lebih baik."
Sesuai pernyataan Jokowi, student loan ditujukan agar pendidikan tinggi dapat menjangkau semua kalangan, terutama ekonomi kelas bawah. Meski demikian, dalam perkembangannya program ini menghasilkan sejumlah risiko ekonomis, sebab nilai total utang yang menumpuk tiap tahunnya membengak. (fqh/rrd/adl)