SKETSA – Mendekati tahun ajaran baru, berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia bersiap membuka penerimaan mahasiswa baru. Unmul juga demikian, seperti tahun sebelumnya ada tiga jalur yang dibuka yaitu, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN), dan Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN).
Unmul sendiri telah melaksanakan penerimaan mahasiswa pada jalur SNMPTN pada 4 sampai 14 Februari lalu. Yang mana hasilnya akan di umumkan pada 23 Maret mendatang. Untuk daya tampung penerimaan mahasiswa baru Unmul tahun ini sekitar 5.481 orang.
Dilansir dari laman ristekdikti.go.id untuk 2019 diberlakukan kebijakan baru. Seleksi akan dilaksanakan oleh institusi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Berfungsi untuk mengolah data calon mahasiswa baru jalur SNMPTN dan SBMPTN oleh rektor PTN serta untuk melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
UTBK merupakan terobosan baru. Bertujuan untuk memprediksi calon mahasiswa yang mampu menyelesaikan studi di perguruan tinggi dengan baik dan tepat waktu. Selain itu juga untuk memberi kesempatan bagi calon mahasiswa untuk mengikuti tes secara fleksibel dalam memilih waktu dan lokasi tes. UTBK merupakan syarat utama sebelum mendaftar SBMPTN.
Pendaftaran UTBK dibuka dua gelombang. Untuk gelombang I, pada 1-24 Maret. Gelombang II 25 Maret-1 April. Sementara untuk pelaksanaannya, akan digelar pada 13 April-4 Mei, dan 11-26 Mei.
Ditemui Sketsa di ruangannya, Selasa (26/2) Muhammad Ihwan selaku Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Unmul membenarkan perbedaan mendasar pada seleksi masuk PTN tahun ini. Jadi, calon mahasiswa harus melaksanakan tes UTBK terlebih dahulu, kemudian nilai yang diperoleh bisa digunakan untuk medaftar di PTN. Sehingga untuk urusan lulus atau tidak, nilai UTBK yang akan jadi pertimbangan SBMPTN.
"Siswa yang ingin mendaftar di SBMPTN harus memiliki nilai UTBK. Kalau dulu kan daftar SBMPTN, langsung pilih PTN, langsung tes, terus diterima atau tidak diterima. Nah sekarang ditambah lagi satu tahapan, yaitu UTBK,” jelasnya.
Calon mahasiswa diberikan kesempatan mengikuti UTBK maksimal dua kali. Dengan ketentuan sebagai berikut: UTBK kelompok Sains dan Teknologi (Saintek) satu kali dan Kelompok Sosial dan Humaniora (Soshum) satu kali atau kelompok Saintek dua kali atau kelompok Soshum dua kali. Biaya yang dibebankan kepada peserta sebesar Rp200 ribu setiap mengikuti tes. UBTK dapat diikuti oleh siswa lulusan 2017, 2018, dan 2019 dari pendidikan SMA/SMK/MA sederajat, serta lulusan paket C lulusan 2017, 2018, dan 2019.
Materi UBTK tahun ini terdiri dari dua materi tes, yakni Tes Potensi Skolastik dan Tes Kompetensi Akademik. Pelaksanaan UTBK akan berlangsung selama 10 hari dengan dua sesi setiap harinya dan serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Dalam 10 hari tersebut, calon mahasiswa bisa memilih kapan akan melaksanakan tes UBTK beserta waktu pelaksanaan yang tersedia.
"Misalnya dia pilih Unmul anak Samarinda, kebetulan lagi liburan di Yogyakarta. Silakan tes di sana, pilihannya di Unmul. Dan ini serentak seluruh Indonesia sama, dalam sepuluh hari ini sama," kata Ihwan.Mengenai kesiapan Unmul sebagai salah satu tempat pelaksanaan UTBK, Ihwan mengaku telah siap mulai dari mendata, masalah teknis, hingga mempersiapkan petugas yang akan berjaga di kelas nantinya. Ia juga menambahkan akan ada sekitar delapan tempat di Unmul dan delapan sekolah yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan UTBK.
"UTBK itu 10 hari kita laksanakan, satu hari dua sesi. Kita di sini ada sekitar 1.200 komputer, yang artinya kita bisa menyediakan tempat 22.000 orang," sebutnya.
Ihwan mengatakan untuk mendukung dan memantapkan persiapan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait UTBK ini di 10 kabupaten/kota di Kaltim. Mulai dari sosialisasi di Samarinda bertempat di Ruang Serbaguna Rektorat Unmul hingga penutupan di Berau. Sedangkan untuk persiapan SMMPTN Ihwan mengaku semuanya telah rampung, tinggal menunggu tanggal pelaksanaannya saja. (fir/fer/wil)