Sumber Gambar: Istimewa
SKETSA – Pembekalan perdana Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah berlangsung pada Kamis (18/6) lalu semakin mendekatkan mahasiswa pada pengabdian kepada masyarakat. Adanya pembekalan dengan narasumber yang mumpuni diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan situasi dan kondisi pandemi.
Dilaksanakan melalui media telekonferensi Zoom dan siaran langsung YouTube, terpantau banyak mahasiswa yang hadir dan ikut menyimak. Namun, sejumlah reaksi mahasiswa saat mengikuti pembekalan menjadi sorotan. Terlihat mahasiswa menyuarakan beberapa hal seperti penurunan UKT, akses kuota gratis, permintaan KKN offline hingga berbagai humor serta candaan yang kurang pantas.
“PAK TURUNKAN UKT!!!” seru salah satu username bernama Minyak Urut.
“pak kuota saya kok belum masuk?” tulis Shella Listia.
“pak samboja zona hijau, jadi kkn offline aja,” ujar jerry hazyim rifai.
“PAK KKN OFFLINE DONG AKU MAU BIKIN SKANDAL,” sebut Ersha Aulia.
Karena menumpuknya komentar yang memungkinkan mahasiswa tidak fokus dalam pembekalan, kolom komentar akhirnya dimatikan. Meski sempat ramai dan tak fokus, mahasiswa tetap antusias mengikuti pembekalan hingga sesi webinar berakhir.
Persiapan Mahasiswa
Tak hanya pembekalan, mahasiswa juga diharapkan telah memiliki persiapan sendiri dalam menghadapi KKN secara daring. Selain membutuhkan niat dan semangat, koordinasi serta sinergitas diperlukan agar setiap kelompok KKN dapat bekerja sama dengan baik. Seperti Ihsanul Amiin, mahasiswa Sastra Inggris 2017 berikut ini. Ia dan kelompoknya mendapatkan penempatan di Desa Suka Damai, Muara Badak, Kutai Kartanegara.
Ihsanul bersama teman-temannya adalah salah satu kelompok yang mengalami penggantian lokasi, sebab beberapa lokasi KKN yang dipilih tidak memiliki jaringan internet. Di awal pemetaan wilayah, kelompok miliknya hanya terdiri dari 5 orang. Setelah diacak, bertambahlah anggota kelompoknya menjadi 6 orang. Dengan anggota yang ada mereka kemudian mulai mempersiapkan hal-hal terkait KKN mendatang.
“Malam ini mulai dibentuk struktur kelompok. Kemungkinan sampai beberapa hari ke depan akan membahas program kerja, karena seperti yang diketahui tahun ini KKN menggunakan sistem daring atau online. Dan di bulan Juli sudah mulai pelaksaaan KKN,” jelas Ihsan kepada Sketsa (18/6).
Terkait pembekalan KKN-KLB perdana, Ihsan merasa bahwa informasi yang diberikan telah jelas, sebab sebelumnya banyak sekali kabar simpang siur yang menyebabkan mahasiswa bingung. Meski begitu, ia tidak sepenuhnya paham mengenai pelaksanaan program kerja selama KKN. “Pembekalan KKN tadi siang hanya penjelasan garis besar bagaimana pelaksanaan KKN tahun ini. Belum sampai ke detail contoh program kerja. Mungkin pembekalan KKN berikutnya akan dijelaskan.”
Nurul Afdhalia, mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan 2017 juga memberikan tanggapannya mengenai persiapan kelompoknya. “Alhamdulillah teman-teman kelompok cepat tanggap, langsung membentuk struktur dan ancang-ancang program yang akan dilaksanakan dan sisanya masih menunggu pembekalan selanjutnya,” ujar Nurul, Senin (22/6).
Berbeda dengan Ihsan, Nurul menganggap bahwa pembekalan tersebut kurang maksimal dan terlalu bertele-tele sehingga tujuan intinya terdengar berbelit. Baginya, jawaban yang diberikan tidak memuaskan, sehingga ia tak begitu paham dengan hasil dari pembekalan tersebut. “Mahasiswa perlu penjelasan yang lebih mengenai teknis KKN-KLB ini, pasti sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang nyata turun ke lapangan.”
Nurul berharap, pembekalan selanjutnya dapat lebih jelas dan informatif, sehingga mahasiswa lebih paham dan dapat mengimplementasikan hasil pembekalan dengan maksimal. (sii/zar/len/rst/stn/wil)