Sumber Gambar: Istimewa
SKETSA - Memasuki akhir kepengurusan, Pemilihan Umum Raya (Pemira) di berbagai fakultas tengah berlangsung dengan dinamikanya masing-masing. Komisi Penyelenggaraan Pemilihan Raya (KPPR) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unmul turut membuka pendaftaran bagi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKM Unmul. Setelah sebelumnya melakukan sosialisasi pada 13-16 September lalu, pendaftaran terbuka dari 18 September sampai dengan 3 Oktober.
Sayangnya hingga hari penutupan, tak ada satu nama pun yang diterima KPPR. Atas diterbitkannya Berita Acara Pemira 2021 Nomor: 01/KPPR-FKM//PEMIRA/X/2021, panitia memutuskan untuk melakukan mediasi bersama dengan ormawa lainnya terkait kelanjutan dari agenda Pemira. Dilansir dari akun Instagram @dpmfkm_unmul, KPPR akhirnya membuka kembali pendaftaran gelombang kedua dengan timeline 12-21 Oktober. Hingga kini, tak terlihat adanya hasil dari pembukaan maupun pasangan calon yang mendaftarkan diri.
Kami sempat menghubungi La Ode Khairul Zikri selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FKM Unmul pada Rabu (20/10) lalu untuk mengetahui perkembangan terbaru dari upaya kedua tersebut. Dituturkan olehnya, jika ada skenario terburuk seperti kekosongan calon, maka jadwal yang telah tersusun dapat berubah sesuai kondisi.
“Ada rencana lagi. Tapi jikalau kemungkinan terburuknya terjadi, maka dirombak lagi itu timeline,” jelasnya saat dihubungi melalui WhatsApp.
Menurutnya, keadaan ini kemungkinan disebabkan oleh situasi pandemi dan kuliah daring sehingga menurunkan minat mahasiswa dalam berorganisasi. Terlebih, Unmul juga tidak mewajibkan mahasiswanya untuk berorganisasi. Hal tersebut berdampak kepada FKM yang memiliki sedikit mahasiswa.
Zikri menyebut, sejauh ini DPM masih berupaya untuk memancing gairah mahasiswa FKM untuk mencalonkan diri pada Pemira FKM 2021. Salah satunya dengan sosialisasi. Namun pada pelaksanaannya, antusiasme mahasiswa tidak mengalami perubahan yang signifikan. Masalah tersebut diduga lantaran para mahasiswa angkatan 2019 yang seharusnya relevan untuk mencalonkan diri dalam Pemira, hanya mendapat proses kuliah tatap muka yang singkat. Keadaan ini membuat minat mereka untuk berkontribusi pada kampus berkurang.
“Karena mungkin online dan itu tadi, partisipasi mereka menurun untuk berorganisasi. Kan, target ini angkatan 2019 ke bawah dan kebetulan mereka hanya 5-6 bulan kuliah tatap muka. Jadi mungkin itu juga salah satu faktornya,” papar Zikri.
Pihak DPM juga masih terus berusaha untuk mendapatkan waktu berdiskusi bersama birokrat FKM dalammenemukan titik terang. “Dihubungi untuk duduk bersama sudah, tapi sulit untuk membagi waktu lagi dari pihak birokratnya,” pungkasnya. (rvn/fzn)