Sumber Gambar: RRI
SKETSA - Dilansir dari CNN Indonesia, Nadiem Makarim memastikan akan membuka sekolah tingkat PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK setelah vaksinasi Covid-19 tenaga pengajar selesai. Ia menyebut, hanya perguruan tinggi yang masih bisa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19. Sedangkan untuk PAUD sulit melakukan PJJ.
Dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Nadiem juga memaparkan wacananya untuk memperbolehkan universitas dibuka kala pandemi. Namun, semua regulasi akan bergantung pada perguruan tinggi terkait.
“Untuk universitas itu yang akan kita izinkan untuk dibuka, tapi ujung-ujungnya keputusan rektor untuk melakukan tatap muka. Karena mereka yang paling possible masih bisa melakukan PJJ,” paparnya, Rabu (10/3) .
“Semua riset yang kita lihat di dunia, semakin muda (usianya) tingkat penularannya semakin kecil. Antara anak ke anak itu semakin kecil. Tentunya, yang kita tahu bahwa imunitas anak jauh lebih tinggi dari orang dewasa. Tapi maksud saya transmisinya pun jauh lebih kecil semakin muda,” sambung Nadiem.
Sebelum pemaparan Nadiem tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani telah membuat pernyataan terkait dibukanya kampus pada Juli 2021.
“Ya benar (kampus diizinkan buka pada bulan Juli), dengan menerapkan protokol 5 M, diizinkan Satgas (Satuan Tugas Covid-19) dan menerapkan SKB (Surat Keputusan Bersama) PTM," kata Nurwardani melalui pesan singkat kepada CNN indonesia, Sabtu (6/3).
Beberapa perguruan tinggi kini tengah melakukan vaksinasi. Salah satunya Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tasikmalaya. Melalui website resminya kampus mereka telah menyelenggarakan vaksinasi Covid-19. Kegiatan tersebut dilaksanakan di wilayah kampus Cirebon dan bekerja sama dengan UPT Puskesmas Kesambi, Kota Cirebon.
Agenda ini rupanya hanya diikuti oleh seluruh pegawai Poltekkes Tasikmalaya juga masyarakat yang ada di lingkungan setempat. Sedangkan untuk mahasiswa, masih dalam tahap perencanaan vaksinasi sesuai instruksi dan program pemerintah.
Tak mau kalah, Unmul juga mulai melakukan vaksinasi sesuai instruksi Dinas Kesehatan. Vaksinasi tahap pertama telah dilaksanakan pada Januari lalu, mencakup dokter, perawat, koas dan mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Dokter Spesialis yang ada di bawah naungan Unmul. Sedangkan untuk tahap dua dilakukan pada Maret silam dengan sasaran tenaga kesehatan yang belum divaksin, lansia serta masyarakat di sekitar Unmul.
Dihubungi awak Sketsa pada Jumat (26/3), Evi selaku penanggung jawab vaksinasi Unmul mengungkap bahwa vaksinasi telah dilakukan kepada 500 orang dan kini memasuki tahap dua vaksinasi.
“Rencananya mulai Senin sudah masuk vaksin kedua untuk tahap dua ini. Kan dua kali ya, vaksin itu (dalam satu tahap). Dengan interval 28 hari antara vaksin pertama dan vaksin keduanya” jelas Evi.
Pelayanan publik diadakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda langsung sekaligus dengan menentukan tempat kegiatan vaksinasi massal. Unmul melalui rektor kemudian bersurat dan meminta 2.000 dosis untuk alokasi pelayan publik, di antaranya dosen dan civitas academica. Untuk pelaksanaannya, Evi mengatakan jika pihak Unmul masih menunggu arahan dari Dinkes, baik pelaksanaannya di klinik Unmul maupun teknisnya.
Evi juga menyampaikan bahwa vaksinasi mahasiswa belum dapat dilakukan. Ini karena Unmul harus menunggu instruksi Dinkes, selain karena program ini diatur langsung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes). Fokus mereka saat ini hanya untuk pelayanan publik, termasuk tenaga kesehatan dan lansia. Vaksin Sinovac yang digunakan kini telah kosong dan akan dilanjutkan dengan merek berbeda.
Untuk implementasi vaksin, Evi dan tim tetap mengikuti jadwal dari pemerintah, dalam hal ini Dinkes Kota Samarinda. Ia terus berkoordinasi untuk mendapatkan hak vaksin bagi seluruh civitas akademica Unmul, meskipun belum dapat menentukan waktu pastinya.
"Tentunya berharap dengan yang kita laksanakan ini. Pertama, kita dapat membantu program pemerintah secepatnya untuk penanggulangan Covid-19 ini. Khususnya, kita berharap bisa melindungi seluruh civitas academica Unmul dari penulararan Covid-19,” tukasnya.
“Akhirnya, kita berharap kegiatan proses belajar mengajar di lingkungan Universitas Mulawarman ini bisa kembali normal, bisa kita laksanakan secara optimal,” tutupnya.
Dengan adanya vaksinasi, maka pembentukan herd immunity akan semakin cepat. Di mana hal itu memungkinkan untuk terbebas segera dari Covid-19. (bey/rvn/rea/fzn)