sumber: istimewa
SKETSA ― Kegiatan Persembahan Rangkaian Safari Almamater, Akselerasi, dan Adaptasi (Prasasti) Mulawarman dalam rangka Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) telah berakhir. Acara ini meninggalkan kesan tersendiri bagi ribuan mahasiswa baru (maba) yang mengikutinya. Pada hari pertama pelaksanaannya (Baca: https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/serba-serbi-pelaksanaan-pkkmb-di-hari-pertama/baca), Prasasti dilaksanakan bersama dengan Sidang Rapat Senat Terbuka. Untuk pertama kalinya, maba melihat langsung para pemimpin birokrasi kampus hijau Unmul dalam sidang ini. Rangkaian acara semakin hidup dengan penampilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unmul dengan nilai lebihnya masing-masing. Ada juga ekspo UKM di luar Gedung Olah Raga (GOR) 27 September, sehingga maba dapat berkeliling dan mengunjungi posko UKM.
Kemudian pada hari kedua, maba diperkenalkan dengan lingkungan kampus Gunung Kelua lewat kegiataan Green Campus. Di mana mereka dikelompokkan dan membersihkan lingkungan fakultas yang telah ditentukan. Sebelum memulai kegiatan tersebut, panitia diadakan senam bersama seluruh maba. Meski niatan untuk memecahkan rekor MURI pupus sebab masalah administrasi, namun kegiatan Prasasti dapat berjalan dengan baik dan berakhir dengan konsisten waktu (Baca: https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/pkkmb-2019-birokrat-rekor-muri-hingga-tak-hadirnya-fisip/baca).
Di kesempatan ini, Sketsa melakukan wawancara kepada beberapa maba untuk melihat reaksi serta tanggapan mereka terhadap acara yang berlangsung selama dua hari ini. Menurut Muhammad Rafli, salah satu maba Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Manajemen, kegiatan PKKMB pada hari pertama menyenangkan dan luar biasa. “Hari pertama yang kemarin tuh luar biasa sekali, pecah sekali!” ungkapnya. Sementara di hari kedua, ia bersama kelompoknya ditugaskan untuk membersihkan rektorat.
Sementara Bagas, dari Fakultas Teknik menuturkan bahwa agenda ini membuatnya lebih banyak mengenal rekan sesama maba dari berbagai fakultas. Kini, pertemanannya semakin beragam. “Seru ya, bisa kenal orang dari berbagai daerah, khususnya luar dari Kalimantan ini. Saya juga mendapat banyak teman dari fakultas lain,” ujarnya.
Meskipun terbilang sukses, namun beberapa maba mengeluhkan kinerja panitia dalam menindaklanjuti kejadian-kejadian yang terjadi selama Prasasti berlangsung. Musdalifah, maba Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menyayangkan panitia yang tidak tanggap ketika dirinya kehilangan barang. Menurutnya, panitia hanya membuat dia menunggu tanpa ada kejelasan mengenai barang tersebut. “Tadi kita dikacangin sih. Kita mau ngomongin sesuatu, kehilangan barang, tapi sama kakaknya tadi enggak ditanggapin gitu,” akunya.
“Tadi katanya mau disampaikan waktu acara selesai. Tapi sampai sekarang kita belum dipanggil buat ngumumin barang kita yang hilang, kayak agak dicuekin gitu. Setengah jam sudah nunggu, belum dipanggil juga. Padahal fakultas kita sudah ngumpul, tapi kita di sini gara-gara nungguin barang hilang. Sampai acara bubar begini kita masih belum dipanggil, kecewa sih.”
Selain itu, Musdalifah juga mengungkapkan kurangnya koordinasi pada saat kegiatan bersih-bersih fakultas. Ia sekelompok dengan maba yang lain tetapi tidak ada waktu untuk saling mengenal sehingga banyak kelompok yang tidak kompak dan berdiri sendiri-sendiri. “Waktu kita untuk saling mengenal langsung disuruh mungut sampah gitu. Harusnya ada perkenalan gitu, kan acara ini untuk mempersatukan kita (yang) dari beda-beda fakultas,” sebutnya.
Tri Edi Ersanto dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Kimia menyebutkan bahwa panitia kurang kompak dalam membimbing maba yang telah berkelompok saat bersih-bersih. “Panitia cepat bertindak, cuma kalo udah dibagi perkelompok kadang kakaknya masih belum mau ngurus,” katanya.
Ada pula maba yang menanggapi selebaran yang sempat dibagikan oleh mahasiswa FFISIP saat hari pertama pelaksanaan PKKMB. Fadhli, dari Fakultas Komputer dan Teknologi Informasi (FKTI) menyampaikan bahwa dirinya sepemikiran dengan FISIP yang tidak mengikuti Prasasti pada kali ini. “Saya rasa karena kami sudah ngerasain kemarin gimana, di dalam bagaimana dan apa saja kegiatannya. Yang saya pikirkan ada brosur yang dibagikan sama FISIP, jadi saya sepemikiran gitu sama mereka,” tukasnya. (len/ira/rpi/hzk/adl)