Jalin Kerja Sama dengan BPVP, FIB Unmul Tawarkan PKL dengan Pengalaman Kerja bagi Mahasiswa
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
SKETSA - FIB Unmul sempat lakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda. Hal ini dapat dilihat melalui dokumentasi yang diunggah pada akun instagram @ilmubudaya_unmul pada Kamis (21/3) lalu.
Dengan adanya kerjasama tersebut, mahasiswa FIB dapat mengikuti pelatihan vokasi sebagai bentuk pilihan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Kepada Sketsa, Fashbirtsany Ernanda Yudhanto selaku mahasiswa program studi (Prodi) Sastra Inggris FIB angkatan 2021, salah satu mahasiswa yang berpartisipasi dalam inovasi PKL tersebut, turut membagikan pengalamannya saat mengikuti pelatihan vokasi di BPVP Samarinda.
Dalam wawancara melalui pesan WhatsApp pada Kamis (4/7) lalu, Fashbirtsany menceritakan berbagai aspek dari pelatihan, termasuk tantangan serta pengetahuan baru yang ia dapatkan.
Meski harus mengalami jadwal yang bertabrakan dengan Ujian Akhir Semester (UAS), Fashbirtsany mengaku bahwa ia dapat mengelola waktunya sebab program magang di kampus tersebut memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa.
“Kalau untuk jadwal UAS, untuk saya kebanyakan tugas UAS nya tidak harus hadir di kampus jadi saya masih bisa mengerjakan tugasnya tersebut dengan baik. Tidak ada seperti UAS yang mengerjakan tes di kampus. Jadi bisa dibilang alhamdulillah untuk saya tidak terlalu hectic.”
Pelatihan vokasi yang berlangsung selama satu setengah bulan itu memberikan Fashbirtsany pengalaman yang mirip dengan suasana Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), di mana praktik lebih dominan daripada teori. Setiap pagi, peserta harus hadir sebelum pukul 07.30 dan mengikuti apel pagi pada hari Senin dan Jumat.
Pada hari-hari lainnya, pengarahan diberikan langsung oleh instruktur di workshop masing-masing. Selama tiga minggu pertama, fokus pelatihan adalah teori, kemudian dilanjutkan dengan praktik selama tiga minggu berikutnya.
Fashbirtsany merasa pelatihan ini sangat bermanfaat baginya, meskipun terdapat kendala terkait transportasi akibat jarak yang cukup jauh dari tempat tinggalnya ke lokasi pelatihan. Ia mengatakan, biaya transportasi yang diberikan oleh BPVP tidak sepenuhnya mencakup biaya harian. Namun, fasilitas lain seperti makan siang gratis sangat membantu bagi Fashbirtsany.
“Karena saya (tinggal) di Samarinda ini kan enggak punya transportasi, dan juga itu lokasi tempat pelatihannya itu juga lumayan jauh, di arah (Jalan) Untung Suropati sedangkan saya di (Jalan) Pramuka gitu”
Selama pelatihan, Fashbirtsany mengikuti pelatihan pada bidang housekeeping dan mendapatkan pengetahuan tidak hanya tentang housekeeping, tetapi juga dasar-dasar perhotelan lainnya. Pengalaman menjadi liaison untuk lomba pelayanan restoran di Hotel Aston selama acara besar menjadikan BPVP sebagai salah satu pengalaman tak terlupakan bagi Fashbirtsany.
Ia tetap merasa puas dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan. Fashbirtsany berharap pelatihan ini dapat berlanjut dan memberikan kesempatan lebih banyak bagi mahasiswa untuk mendapatkan bekal tambahan selain dari bekal akademik.
“...dan juga ini pengalaman saya pertama kali kayak melihat glimpse of dunia kerja apalagi dunia perhotelan begitu kan.”
Mardliya Pratiwi Zamruddin selaku Wakil Dekan (WD) Akademik FIB menjelaskan, pelatihan vokasi ini adalah salah satu dari tiga skema PKL yang ditawarkan oleh fakultas. Skema lainnya meliputi pengkaryaan dan magang.
Pelatihan vokasi sendiri tidaklah wajib, akan tetapi sangat dianjurkan sebab memberikan sertifikat yang setara dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan penggantian SKS mata kuliah.
“PKL itu kalau di FIB ada tiga skema, bisa pengkaryaan, mereka buat karya, bisa tulis novel, bisa pementasan drama, musikalisasi puisi, atau pelatihan vokasi itu atau magang,” beber Mardliya saat ditemui langsung Senin (27/5) lalu.
Menurut Mardliya, pelatihan vokasi tersebut dirancang untuk tidak mengganggu jadwal akademik, termasuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan UAS. Jadwal pelatihan disusun sedemikian rupa agar fleksibel dan memungkinkan mahasiswa tetap dapat mengikuti kegiatan akademik di kampus jika diperlukan.
Ia juga menekankan pentingnya pelatihan vokasi ini sebagai salah satu upaya fakultas untuk membekali mahasiswa yang dapat menjadi nilai tambah di dunia kerja.
“...harapannya sih (pelatihannya) bisa berlanjut supaya mahasiswa tuh lulus enggak cuma (punya) bekal KHS, transkrip gitu, tapi juga punya bekal sertifikat pengalaman, harapannya bisa berlanjut lah,” kata WD FIB tersebut kepada Sketsa. (fza/fiy/cok/ali)