SKETSA – Apa yang ditanam, itu yang akan dituai. Sebanyak 33 bibit pohon, terdiri empat jenis yakni pohon Meranti, Mahoni, Gaharu, dan Ulin tampak menghiasi Halaman Auditorium Unmul. Wujud simbolis dari berdirinya Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (Imapa) Unmul. Sebelumnya, perayaan bersama mengundang kepencintaan alam se-Kaltim, seperti mahasiswa pencinta alam (Mapala), siswa pencinta alam (Sispala), serta unit kegiatan mahasiswa se-Unmul.
Imapa Unmul yang berdiri 21 Maret ini telah miliki keanggotaan sebanyak 507 orang, terbagi menjadi tiga yakni anggota muda, anggota biasa, dan anggota luar biasa. “Keanggotaan ini seumur hidup, jadi kami ingin mengumpulkan lagi dan silahturahmi bersama anggota-anggota yang ada,” terang Aryoga Oktabriangga Saputra, Ketua Imapa Unmul.
Berbeda dengan perayaan sebelumnya, kali ini Imapa Unmul hanya fokus di internal, mengadakan lomba untuk para anggotanya. Meski sederhana, Imapa Unmul mencoba merekatkan kembali jalinannya. Selanjutnya, pada April ini Imapa Unmul tengah disibukkan melakukan persiapan perjalanan ekspedisi bertajuk “Ekspedisi Mulawarman”. Ekspedisi tersebut dijadwalkan pada Agustus hingga September di Kaltim-Kaltara. Wilayah Kaltim meliputi, Mahakam Ulu (Mahulu) dan Berau, sedang Kaltara di Malinau.
“Perkiraan akan kembali ke sini Oktober. Jadi kita persiapan sudah dari tahun sebelumnya. Start persiapan atlet dari April ini. Mulai dari latihan fisik kemudian pengulangan materi,” ujar pria yang kerap disapa Mitun ini.
Terang Mitun lagi, risiko terburuk yang bisa saja terjadi adalah kematian. Menghindari hal tersebut Imapa Unmul, benar-benar mempersiapkan anggotanya. Mulai dari seringnya terjun ke lapangan, pengulangan materi, hingga melalui serangkaian tes, baik fisik maupun kesehatan.
Ekspedisi ini dilakukan di berbagai lokasi oleh empat divisi yakni, Divisi Gunung Hutan, Divisi Panjat Tebing, Divisi Penelusuran Goa, dan Divisi Arung Jeram. Misalnya, Divisi Gunung Hutan melakukan pembuatan jalur pemetaan kemudian membuat titik trianggulasi di Mahulu. Menariknya, lokasi yang akan didatangi memang belum terjamah manusia.
“Jadi kalau ke lokasi gunung hutannya, perlu sekitar 45 kilo ke sana. Katanya, gunung di sana belum ada yang naikin dan hutannya masih rapat,” kata Mitun.
Lalu, Divisi Penelusuran Goa melakukan pemetaan goa berlokasi di Berau. Sedang dua divisi lainnya Arung Jeram dan Panjat Tebing berlokasi di daerah yang sama, Malinau.
“Untuk panjat tebingnya sedikit di hulu, dan tebingnya konon katanya ada makam orang dayak yang menyerupai di Toraja,” tambahnya.
Tujuan dari ekspedisi tersebut selain sebagai pariwisata dan budaya, adalah penelitian. “Karena standar kegiatan ekspedisi di Imapa berupa penelitian. Maka kami juga melakukan penelitian,” ucap Mitun.
Seiring bertambahnya tahun, Mitun berharap Imapa dapat berkegiatan tak hanya di negeri sendiri, namun juga menjelajah ke luar. (arr/jdj)