SKETSA - Dalam konferensi pers pada Minggu (12/2) kemarin, oleh sejumlah mahasiswa Unmul yang mengikuti Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia (JNMI) di Cibubur awal Februari lalu, menyebutkan empat poin yang menjadi pernyataan sikap mereka.
Di antaranya menolak dan lawan isu SARA dan seluruh upaya adu domba rakyat, menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan, tolak dan lawan organisasi radikal yang anti Pancasila, dan usut tuntas semua kasus korupsi tanpa pandang bulu. Para mahasiswa itu berkomitmen untuk terus menyampaikan kesepakatan tersebut kepada seluruh rakyat, baik di tingkat lokal maupun nasional melalui beragam aksi massa.
“Empat poin ini adalah pernyataan sikap dari 3 ribu mahasiswa,” ujar Tino Heidel Ampulembang yang memimpin konferensi pers tersebut.
Tino juga menyebutkan terdapat 50 mahasiswa dari 8 universitas di Kaltim yang berpartisipasi dalam agenda JNMI. Antara lain, Unmul, Universitas 17 Agustus (Untag), Universitas Widyagama Mahakam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda, IKIP PGRI, Stimik Wicida, STIM Muhammadiyah Kutai Timur, dan Universitas Balikpapan (Uniba).
Sejumlah mahasiswa Unmul yang mengikuti kegiatan JNMI berasal dari beberapa fakultas, di antaranya Hukum, FPIK, Fahutan, FMIPA, FEB, dan FIB. Namun, mereka mengaku berangkat tanpa membawa nama lembaga kemahasiswaan atau organisasi. Melainkan murni dengan statusnya sebagai mahasiswa.
”Kami datang untuk mengonsolidasi sebelum menuju agenda nasional. Makanya temen yang datang sepakat mengikuti kegiatan ini (JNMI) tanpa membawa nama lembaga,” imbuh Tino.
Adapun nama-nama mahasiswa Unmul yang mengikuti kegiatan JNMI adalah Mike Denis Rumengan, Raynaldo Randi Andika, Yupi Chandra, Eva Oktaviani, Derviansyah, Saiful Akbar, Hamzah, Nova Liswan, Wawan Kardiawan, Stepanus Banne Limbong, Nina Ramadhania, Sitti Nurrahayu, M. Syahidan Ali, dan Juna Arya.
“Melalui pertemuan dengan kawan-kawan media saat ini, kami menyatakan dengan tegas kami menolak disebut kegiatan kami ditunggangi dimanfaatkan untuk kepentingan politik apa pun. Ini murni cara berpikir mahasiswa yaitu meneguhkan komitmen menjaga Indonesia dari isu horizontal yang sengaja dikembangbiakkan,” ujar Tino menutup konferensi pers. (krv/wal)