Sumber Gambar : Istimewa
SKETSA - Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unmul rupanya ikut menyusul kampus-kampus lain dalam menggelar Pemilihan Umum Raya (Pemira). Tak mau kalah, kegiatan Pemira di FKM terpantau telah dimulai sejak Agustus lalu saat Panitia Komisi Penyelenggara Pemilu Raya (KPPR) dibentuk oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FKM. Sayangnya, tak banyak yang mengetahui keberlangsungan agenda ini.
Dilansir dari laman media sosial Instagram @dpmfkm_unmul, sejak Selasa (10/11) hingga Sabtu (14/11) lalu, Pemira sudah memasuki tahap di mana para calon kandidat melengkapi berkas pendaftaran yang dikumpulkan melalui surel KPPR.
Kemudian pada Senin (16/11) kemarin, pihak pelaksana mengeluarkan keputusan KPPR No.06 tahun 2020 tentang perpanjangan melengkapi berkas Pemira BEM FKM Unmul karena terdapat kendala yang dialami pasangan calon dalam penerbitan beberapa berkas pendaftaran.
Saat dihubungi awak Sketsa pada Selasa (17/11), Ketua KPPR Hilda Marfu'ah Rozkiah mengaku jika keputusan itu dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada calon Gubernur dan Wakil Gubernur lantaran hal tersebut bukanlah kesalahan dari pihak pendaftar.
“Setelah dilakukan pembicaraan antara pasangan calon dan pihak pelaksana Pemira, hal tersebut bukan dilakukan atas dasar kelalaian pasangan calon. Pihak pelaksana memaklumi dan memberikan keringanan terkait melengkapi berkas dengan memberikan perpanjangan waktu,” ungkapnya.
Tak hanya pengumpulan berkas, jika dilihat pada timeline Pemira yang diunggah di laman instagram DPM FKM, pelaksanaan Pemira seharusnya berakhir pada Sabtu (31/10) dengan penetapan hasil. Nyatanya, agenda harus mengalami penguluran waktu dan hingga kini masih dalam proses untuk melaju ke tahap selanjutnya.
Keadaan ini dibenarkan oleh KPPR. Hilda menyebut bahwa pelaksanaan Pemira mengalami kendala lantaran adanya transisi terhadap Pemira konvensional dengan daring. “Karena ada beberapa kendala yang membuat jalannya Pemira di FKM sedikit terhambat, seperti yang dipaparkan di awal adanya perpindahan Pemira secara konvensional menjadi daring,” tutur Hilda.
Pihak KPPR pun sudah melakukan segala upaya untuk menyukseskan jalannya acara Pemira. Sejalan dengan persiapan tersebut, mereka juga mempersiapkan peraturan yang mengatur teknis Pemira yang beradaptasi dengan masa pandemi. Hal ini memaksa KPPR untuk mengambil langkah cepat dalam menemukan solusi serta menyiasati perubahan pelaksanaan Pemira yang berubah menjadi daring.
Terkait partisipasi mahasiswa FKM terhadap Pemira tahun ini, ia menjelaskan bahwa mahasiswa FKM yang memiliki jumlah lebih sedikit dibandingkan fakultas lain serta berkaca dari jumlah partisipasi pada Pemira di tahun sebelumnya tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk memeriahkan pesta demokrasi ini.
“Bisa dilihat, meskipun adanya peralihan dari Pemira konvensional ke Pemira online teman-teman mahasiswa di FKM mendukung tetap diadakannya agenda Pemira di tahun ini sebagai langkah perputaran kepemimpinan BEM FKM," ucapnya.
Dengan melakukan sosialisasi terkait tahapan Pemira melalui media sosial seperti Instagram dan yang lainnnya, pihak KPPR berharap mahasiswa FKM juga turut berpartisipasi dan melihat potensi baik dalam Pemira tahun ini.
Saat ini terdapat pasangan calon yang telah lolos verifikasi tahap satu dan sedang melengkapi berkas untuk masuk ke tahap selanjutnya. Ia berharap, proses Pemira FKM 2020 akan berjalan dengan lancar. "Harapannya, Pemira di FKM tahun ini dapat berjalan dengan baik meskipun dilakukan secara daring,” tutupnya. (fzn/rst)