Sumber: Fadiah Adlina
SKETSA - Aksi yang dihadiri ribuan massa aksi ini tak hanya dihadiri mahasiswa, namun juga oleh pengajar kampus (baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/ribuan-massa-aksi-sambangi-dprd-kaltim-dalam-aksi-nasional/baca).
Beberapa dosen nampak hadir dan turut menyampaikan orasinya. Di antaranya Mahendra Putra Kurnia, Dekan Fakultas Hukum (FH) dan Irwan Gani, Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Di bawah terik matahari, keduanya berorasi dari atas mobil pick-up massa aksi. Ia menegaskan bahwa persoalan bangsa adalah persoalan bersama dan mesti diperjuangkan, terlebih sebagai akademisi.
"Sesuai yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, negara harus melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta tidak membuat aturan-aturan yang sembarangan dengan cara membuat aturan yang justru membuat UU kita terancam," ujarnya.
"Oleh karena itu rekan-rekan mahasiswa dan rekan-rekan dosen yang ada di sini, mari kita tetap bersatu, untuk mengawal jalannya proses demokrasi ini agar tetap sesuai dengan yang kita inginkan sesuai beberapa waktu yang lalu," serunya
Irwan Gani juga turut menyampaikan orasinya. Ia menitipkan amanat ini kepada mahasiswa. "Sanggupkah mahasiswa merubah Indonesia? Tidak ada investor masuk ke Indonesia karena koruptor! Kami titipkan amanat ini kepada mahasiswa," tegasnya.
Aksi diisi dengan massa aksi yang bergantian menyerukan tuntutan, terlebih penolakan revisi UU KPK. Akses jalan masuk pun telah ditutup demi menjaga kekondusifan lingkungan. Aparat kepolisian juga terus meminta massa aksi untuk mengirimkan perwakilan untuk dilakukan mediasi.
Hingga saat ini, massa aksi pecah dan terlibat baku hantam dengan kepolisian. Massa aksi melempar botol, sepatu, kayu bahkan batu ke arah dalam gedung. Pihak kepolisian menyiramkan Water Canon ke arah massa aksi. Beberapa polisi pun terkena lemparan batu dan beberapa mahasiswa terluka. (adl/pil/kus/erp/len)