Hiburan

Mengenal Mental Health Melalui Rekomendasi Buku Berikut Ini

Sederet rekomendasi buku dengan tajuk mental health.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Pinterest

SKETSA - Apa kamu sering mendengar sebutan bahwa buku adalah jendela dunia? Yap, julukan itu rasanya dapat dibenarkan. Ketika kita membaca sebuah buku, akan selalu ada informasi baru dan menarik yang akan kita dapatkan. Tak heran jika aktivitas membaca buku mampu memperkaya wawasan membantumu mengetahui banyak hal. Apalagi, buku menawarkan beragam genre menarik yang bisa saja sesuai dengan kegemaranmu.

Kini, salah satu genre yang digemari kaum muda ialah buku bertema mental health. Topik ini mampu membawa para pembacanya untuk ikut meniti kisah dari penderita gangguan mental serta mengajarkan pentingnya penerimaan.

Tak hanya itu, beberapa buku bahkan mengemas cerita unik yang dapat membawamu ke dalam teka-teki dan kemungkinan-kemungkinan di setiap halaman buku. Berikut sederet rekomendasi buku dengan tajuk mental health untukmu.

1. 24 Wajah Billy

Novel karya Daniel Keyes ini mengangkat kisah nyata dari sosok William Stanley Milligan, atau lebih dikenal dengan “Billy”. Ia merupakan seorang penderita multiple personality disorder atau gangguan kepribadian ganda. Milligan adalah seorang kriminal pertama di Amerika yang dianggap tidak bersalah karena gangguan yang ia derita.

Dikisahkan dalam novel tersebut, terdapat 24 kepribadian berbeda dalam diri Billy. Masing-masing memiliki nama dan profesinya masing-masing, seperti Philip yang merupakan penjahat kelas teri, Kevin seorang dalang perampokan toko obat, April seorang wanita dengan ambisi membunuh ayah Billy dan David si anak laki-laki berusia 8 tahun yang menjadi penanggung rasa nyeri serta dua puluh kepribadian lainnya.

Hal ini lantas membuatnya tidak memiliki kendali atas dirinya. Ketika satu kepribadian mengambil alih dirinya, Billy akan lupa dengan apa yang telah dilakukan oleh kepribadian tersebut. Buku ini akan membawa kita ke dalam kisah penyebab kepribadian Billy terpecah. Juga bagaimana ia menjalani hidupnya serta cara ia keluar dari penderitaannya.

2. I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki

Buku yang memiliki cover bernuansa manis dengan judul yang terkesan ‘suram’ ini adalah ditulis oleh Baek Se Hee berdasarkan pengalaman yang ia rasakan secara langsung. Mengisahkan perjalanan Hee dalam menemukan rumah sakit yang cocok untuk mengobati dysthymia (depresi berkepanjangan) dan gangguan kecemasan yang telah ia alami selama 10 tahun.

Saat membaca buku ini, kamu akan dibawa ke dalam sebuah dialog antara si penulis yang digambarkan sebagai ‘Aku’ (A) dan ‘Psikiater’ (P). Diceritakan, Hee yang yang menyukai tteokpokki sedang dalam pengobatan dan terapi bicara. Selain berisikan dialog, buku ini juga mengandung halaman yang berisi pikiran dari penulis dan kalimat dari psikiater yang sifatnya relatable, loh!

Buku ini sangat cocok bagi kamu yang ingin mengetahui tentang self-acceptance atau penerimaan diri. Sebab perjalanan Hee membawamu untuk belajar menerima dan mencintai diri, meski harus melewati proses yang sulit. Perlu diperhatikan, pastikan kamu membacanya ketika sedang berada dalam kondisi mood yang baik, ya!

3. Gone Girl

Sesuai dengan judulnya, buku ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Amy Dunne. Ia hilang di ulang tahun pernikahannya yang kelima dengan sang suami bernama Nick Dunne. Di setiap ulang tahun pernikahan, Amy memang sering kali bermain ‘pencarian harta karun’. Tetapi yang berbeda kali ini, Amy benar-benar menghilang.

Buku yang ditulis dari dua sisi oleh Gillian Flynn ini pada awalnya menceritakan bagaimana tiap kejadian dari sudut pandang Nick yang harus memecahkan setiap teka-teki yang diberikan oleh Amy. Lalu, ditemukannya buku harian milik Amy membuat Nick menjadi seorang tersangka dan penyebab hilangnya sang istri.

Tetapi, apa yang sebenarnya telah dilakukan oleh seorang Nick pada wanita yang begitu dicintai? Kenapa ia menjadi penyebab hilangnya Amy? Hal tersebut akan kamu temukan ketika membaca sembari menggali teka-teki di dalam novel ini. Sang penulis nampaknya mengemas tiap cerita lengkap dengan teka-teki yang menantang bagi pembaca.

4. Turtles All The Way Down

Sukses dengan kisah Hazel, seorang remaja dengan kanker tiroid yang telah menyebar ke paru-parunya dalam buku The Fault In Our Stars hingga cerita tentang Quentin, remaja yang berpetualang menelusuri petunjuk-petunjuk atas kepergian sahabatnya dalam buku Paper Towns, kini John Green kembali melahirkan karya fenomenal yang berjudul Turtles All The Way Down.

Rilis pada tahun 2017, Turtles All The Way Down menceritakan tentang Aza Holmes, seorang gadis yang tidak bisa menikmati kehidupan remajanya secara normal lantaran ia mengidap Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Ini membuat Aza melewati hari demi hari dengan menghadapi pikirannya dan melawan ketakutannya terhadap bakteri C. Diff, yang ia yakini dapat membuatnya mati.

Namun, usahanya untuk menghilangkan kecemasannya tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun telah mendapatkan pengobatan dari psikiater, Dr. Singh, pikiran tentang bakteri yang bisa kapan saja menyerangnya selalu ada dalam benak Aza. Lantas, apakah kemudian ia dapat mengendalikan pikiran negatifnya tentang bakteri C. Diff yang selama ini berkecamuk di dalam dirinya? Temukan jawabannya dalam buku ini!

5. A untuk Amanda

Mengangkat premis tentang gadis yang menderita depresi, buku A untuk Amanda karya Annisa Ihsani berkisah tentang Amanda, remaja berprestasi yang selalu mendapatkan nilai A dalam setiap mata pelajaran di sekolahnya. Ia merasa hidupnya baik-baik saja, hingga Amanda mengalami kejadian yang membuatnya mempertanyakan eksistensinya.

Berawal ketika seorang guru memberikan pertanyaan kepada teman sekelasnya, Amanda merasa bahwa jawaban dari temannya salah dan jawaban miliknya yang benar. Ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Sejak saat itu, Amanda yang selama ini aktif menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, merasa jika selama ini dirinya hanya beruntung ketika mendapatkan nilai-nilai sempurna.

Pikiran Amanda yang dipenuhi dengan perasaan bahwa ia tidak sepintar yang dikira, membuatnya merasa jika semua orang telah salah menilai dirinya. Lantas, ini berujung pada depresi yang kemudian dideritanya. Ia mengidap gangguan Impostor Syndrome atau sindrom penipu dan membuatnya menarik diri dari orang-orang sekitar dan menutup diri dari kegiatan sosial.

6. 13 Reasons Why

Kamu pasti sudah familiar dengan judul yang satu ini. Pasalnya, buku 13 Reasons Why karangan Jay Asher berhasil menjadi karya populer yang kemudian diadaptasi oleh Netflix sebagai serial hingga 4 seasons. Masih tentang gadis remaja yang mengalami depresi, buku ini berkisah tentang Hannah Baker yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Kematian Hannah yang mendadak mengundang segudang pertanyaan bagi murid-murid di sekolahnya. Hingga akhirnya Clay Jansen, teman Hannah yang kebetulan mengambil beberapa kelas mata pelajaran yang sama dengannya mendapat kiriman berisi tujuh kaset tape.

Ketika memutar tape yang pertama, betapa terkejutnya Clay saat mendapati suara dari rekaman tape tersebut. Suara itu adalah suara Hannah, teman yang ia sukai dan telah tewas bunuh diri dua minggu yang lalu. Tape-tape itu berisi 13 alasan mengapa Hannah memilih mengakhiri hidupnya dan dikirimkan kepada orang-orang yang membuatnya bunuh diri. Apa alasan dan siapa saja yang membuat Hannah bunuh diri? Apa yang dilakukan Clay kepada Hannah hingga ia termasuk dalam daftar nama-nama yang membuat Hannah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya? Langsung saja baca bukunya untuk temukan jawabannya, ya!

Nah, itu dia beberapa rekomendasi buku dengan tema mental health yang Sketsa rangkum untuk kamu. Membaca buku yang mengenai fenomena ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembacanya. Namun, perlu diingat agar kamu tidak melakukan self-diagnose atau upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang diperoleh secara mandiri, ya. Semoga bermanfaat! (vyl/ems/fzn)



Kolom Komentar

Share this article