Event

Resmikan Proyek, Unmul Gelar Workshop IDB

Unmul menggelar Start Up Workshop 4 in 1 Project IDB Loan hari ini, Selasa (5/9) di Aula Serbaguna, Lantai 4 Rektorat. (Foto: Khajjar Rahma)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Sebagai tindak lanjut pelaksanaan proyek pinjaman Islamic Development Bank (IDB). Unmul menggelar Start Up Workshop 4 in 1 Project IDB Loan hari ini, Selasa (5/9) di Aula Serbaguna, Lantai 4 Rektorat.

Agenda tersebut berisi seminar yang dihadiri perwakilan Project Management Unit (PMU) dari 4 universitas penerima pinjaman dana IDB. Yakni, Universitas Jember (Unej), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan Unmul.

Workshop ini dibagi dalam 3 sesi panel. Panel pertama diisi oleh Bohari Yusuf, Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama Unmul, sekaligus Wakil Direktur Project Implementation Unit (PIU) dan Setiawan dari Universitas Padjadjaran. Panel kedua diisi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terkait mekanisme pinjaman luar negeri dan panel terakhir sharing implementasi proyek IDB dari Unej, UM, dan Untirta.

Kepada Sketsa, Bohari mengatakan workshop ini adalah peresmian proyek IDB dimulai. "Di semua project kan harus ada start up-nya. Sekalipun sudah berjalan sebenarnya (proyek IDB)," ujarnya.

Diketahui, proyek IDB menjadi masterplane Unmul yang ditargetkan selesai pada 2019. (Baca https://sketsaunmul.co/berita-kampus/menanti-perwajahan-baru-unmul-dari-idb/baca )

Sedang kini dalam tahap lelang tender untuk kontraktor pembangunan. Bohari menjelaskan pendanaan dari IDB bersifat pinjaman. Bukan hibah atau sumbangan.

"Bukan hibah. Ini loan (pinjaman) tapi syariah. Kita dibangunkan gedung sama IDB baru dijual ke pemerintah. Tidak seperti World Bank atau ASEAN Development Bank, minjamin pake bunga. Ini kan islamic bank. Istilahnya jual beli, Pemerintah Indonesia melunasi," paparnya.

Total dana proyek IDB di Unmul yakni USD 51 juta atau senilai Rp 688,5 milyar, yang dibagi dalam dua proyek. Pertama, pembangunan fisik gedung dan fasilitas penunjang pendidikan. Kedua, perbaikan kurikulum, beasiswa luar negeri bagi dosen Unmul, serta pembiayaan penelitian ilmiah.

Peserta yang hadir dalam seminar berasal dari dosen fakultas se-Unmul yang cukup antusias mengikuti workshop tersebut. Terlihat dari banyaknya pertanyaan serta saran yang diajukan.

"Ya, bagus, tapi saya komentari kualitas penelitian dosen. Harusnya di-review," kritik Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Farmasi Unmul, Rolan Rusli. Ia menilai kualitas penelitian ilmiah dosen tidak memenuhi standar internasional. Sehingga harus dilakukan review dan pengecekan yang lebih teliti. (krv/jdj)



Kolom Komentar

Share this article