Event

Omong-Omong Masa Depan dalam HUT FEB Unmul

Bertempat di Hotel Selyca Mulia, Kamis (18/5 lalu, FEB menggelar seminar nasional dan lomba paper (call for papers) dalam rangka memeriahkan Dies Natalisnya ke-51. (Sumber foto: dok. Sketsa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Sebagai kampus para ekonom, FEB Unmul melihat begitu jelas potensi ekonomi kreatif Kaltim apalagi dalam menyongsong MEA. FEB memeriahkan Dies Natalisnya ke 51 dengan menggelar seminar nasional dan lomba paper (call for papers).

Hari bahagia itu dilakukan di Hotel Selyca Mulia, Kamis (18/5). Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, FEB kali ini menambah lomba paper yang kian menyemarakkan hari jadinya yang mengusung tema socio-cultural dan industri kreatif itu.

“Selain untuk meramaikan HUT, tentunya setiap tahun ada perubahan yang lebih baik, juga untuk memperkuat akreditasi lembaga," kata Tetra Hidayati, ketua panitia Seminar Nasional dan Call For Papers.

Lebih lanjut Tetra menyebutkan, Kaltim masih sangat bergantung pada potensi sumber daya alam sehingga yang giat dilakukan adalah industri ekstraktif. Padahal, potensi sosio-cultural Kaltim sangat baik dan mampu dimanfaatkan.

Sri Wahyuni, perwakilan Bupati Kutai Kartanegara yang kala itu ditunjuk sebagai pemateri mengungkapkan gamblang persoalan ekonomi yang kini dilanda Kaltim. Adanya seminar ini diharapkannya mampu mendorong pengembangan sektor non-migas dengan melibatkan semua komponen, mulai pemerintah hingga masyarakat dalam membangun pemetaan industri kreatif Kaltim.

"Kita masih sangat bertumpu pada sektor migas. Industri kreatif Kaltim perlu dibangun dan dikembangkan," ucapnya.

Seminar itu mengundang hadir sejumlah pemateri dari berbagi kalangan. Di antaranya Ina Primiana, akademisi Universitas Padjajaran Bandung, Sri Wahyuni, perwakilan Pemerintah dalam hal ini Bupati Kukar, dan pihak Bank Indonesia.

Tak cuma itu, seminar ini pun nyatanya menarik partisipan dari berbagai kalangan, dalam maupun luar kota Samarinda. Salah satunya adalah kehadiran Puspita, dosen FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Jawa Tengah.

“Bagi saya, seminar ini tidak hanya menghadirkan tema yang masih hangat dan aktual saat ini untuk dibawa sebagai bahan ajaran dosen untuk mahasiswa. Tapi juga sangat membantu dalam presentasi hasil penelitian sebagai kewajiban seorang dosen saat ini," tuturnya.

Puspita berharap perbincangan soal socio-cultral dan industri kreatif tidak hanya terbatas pada ruang-ruang pertemuan formal, melainkan ada tindak lanjut. Apalagi dia tahu benar, Indonesia dan Kaltim mesti mengencangkan ikat pinggang lebih kuat untuk siap bersaing dalam MEA. (aun/cin/aml)




Kolom Komentar

Share this article