Event

GCE-6 HMPKN Unmul, Kumandangkan Semangat Pancasila

Sabtu, (22/4) Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (HMPKN) menghelat Gebyar Civic Eduation (GCE-6). (Foto: Dok. Panitia)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Sabtu, (22/4) Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (HMPKN) menghelat Gebyar Civic Education (GCE-6). Dalam salah satu rangkaian acaranya yakni seminar, hadir sosok  mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR RI periode sebelumnya Eddie Siregar, sebagai pemateri nasional yang membawa materi sesuai tema, yakni peran politik dalam memperkuat karakter bangsa. Eddie memaparkan gamblang tentang pentingnya kejujuran, ketekunan, dan rendah hati dalam hal bernegara.

Satu yang menarik dari pemaparannya ialah konsep lima jari yang punya makna tersendiri. Pertama, jempol artinya baik atau hebat, telunjuk hanya mengarahkan saja karena kemudahan dari seorang pemimpin ialah menunjuk apa yang diinginkan. Lalu, jari tengah tentang ketuhanan yang esa, jari manis untuk hasilnya. Sedangkan kelingking berarti usaha kecil yang kita lakukan dan bisa berakibat baik serta buruk.

Pembahasan materi juga menyentuh nawacita dan konsep negara. Eddie berharap, peran mahasiswa dalam mengawal perpolitikan bisa lebih aktif dan kritis dengan menyesuaikan teori-teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan. Seminar pun berakhir dengan sesi diskusi.

Mujihat, ketua panitia GCE-6 mengatakan, seminar yang dilakukan merupakan respons terhadap kondisi perpolitikan Indonesia saat ini. Menurutnya, perlu kejelasan kembali fungsi-fungsi mahasiswa.

"Yang harus ditanamkan dalam diri mahasiswa dalah perannya sebagai social control dan agent of change terhadap para elit poltik. Yang akan menjadi pertimbangan dicapainya karakter bangsa dalam berpolitik," ucapnya.

Oleh HMPKN, GCE memang rutin digelar tahunan dengan mengusung konsep dan tema berbeda. Adapun tahun ini telah memasuki tahun keenam. Tak cuma seminar, ada tiga jenis lomba yang juga jadi rangkaian GCE kali ini yakni pidato, debat, dan cerdas cermat. Pesertanya datang dari kalangan mahasiswa, siswa sekolah menengah pertama dan atas di wilayah Kaltim.

"Persiapan GCE-6 sudah dilakukan tiga bulan sebelum hari H. Terselenggaranya acara ini tentu tidak lepas dari dukungan prodi, kampus, rektorat, dan para sponsor," terang Mujihat.

Selain sebagai program rutin, GCE nyatanya merupakan wujud meneruskan denyut Tridarma Perguruan Tinggi. Karena itu HMPKN mendapatkan dukungan penuh dari prodi dan fakultas. Sedangkan lomba-lomba, diharapkan mampu memperkuat silaturahmi antara Unmul dengan sekolah-sekolah se-Kaltim.

“Pancasila harus dijaga. Adanya lomba dimaksudkan untuk mengajak siswa mengerti nasionalisme. Kita sudah lihat Pilkada di Jakarta. Perpolitikan saat ini banyak sekali yang sudah tidak untuk demokrasi," ucap Yuspebri Mikha, koordinator acara.

Sebagai penutup rangkaian GCE-6, grand closing sudah disiapkan panitia. Di dalamnya terdapat sesi pengumuman Mawapres, dosen terfavorit, dan pemenang lomba-lomba. GCE-6 dan seterusnya tentu diharapkan mampu membumikan kembali penghayatan Pancasila yang kian memudar. Padahal ia adalah cita-cita dan arah hidup bagi warga negara yang mendiaminya. (bip/omi/aml)



Kolom Komentar

Share this article