Branding

Dorong UMKM Lewat Digitalisasi, FEB Unmul Gelar Semnas bersama Tiga Narasumber Ahli

Seminar Nasional dan Call of Paper dengan tema Digitalisasi UMKM di Era Globalisasi prodi Manajemen FEB Unmul. (Sumber: Syalma Namira)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Seiring berkembangnya teknologi, segala aspek kehidupan manusia ikut berkembang. Tak terkecuali pasar. Proses jual beli dengan cara konvensional mulai bergeser ke cara yang lebih modern. Konsumen di era globalisasi cenderung lebih tertarik melakukan transaksi secara online karena bisa dilakukan kapan dan di mana saja.

Data dari We are Social menunjukkan angka pengguna internet di Indonesia pada Januari 2017 telah menyentuh angka 132.7 juta jiwa atau sekitar 51 persen dari total penduduk. Kenyataan masih ada sebagian penduduk yang belum tersentuh dunia digital meski dinilai memudahkan terutama dalam  bisnis  usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membuat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmul, prodi Manajemen, menyelenggarakan Seminar Nasional dan Call  of Paper  dengan tema Digitalisasi UMKM di Era Globalisasi.” 

Gubernur BEM FEB Freijae Rakasiwi mengatakan acara ini merupakan bentuk konkret dedikasi FEB dalam merespons teknologi yang sinkron dengan digitalisasi UMKM. Menurutnya, digitalisasi diperlukan agar UMKM menjadi lebih inovatif dan cepat berkembang.

“Digitalisasi UMKM supaya apa? Supaya ada inovasinya, supaya pemasarannya bagus, supaya pasar tertarik, dan trust- nya dari masyarakat juga ada untuk UMKM," kata Freijae.

Sementara itu, Reza Munandar salah satu anggota HIMA Manajemen 2016 menyebut acara ini adalah berguna untuk meningkatkan akreditasi prodi manajemen menjadi A.

Seminar Nasional dan Call of Paper “Digitalisasi UMKM di Era Globalisasi” terselenggara pada Kamis, (26/7) di Gedung Dekanat FEB lantai tiga.  Seminar dimulai pukul 09.00 Wita dengan menghadirkan tiga narasumber ahli yakni Prof. Dr. Sudarmiantin, Msi selaku Guru Besar Universitas Negeri Malang, Ir. Erwinsyah, M.Si dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim, dan Gusfiannur selaku Ketua Komunitas Tangan di Atas (TDA) Kaltim dan owner Geprek Express. Acara berlanjut pada call of paper pukul 13.00 di mana para dosen dan akademisi menyampaikan hasil-hasil penelitiannya.

Prof. Dr. Tetra Hidayati dosen FEB sekaligus ketua panitia menyatakan bahwa para narasumber terundang dipilih karena mereka menguasai ilmunya masing-masing di bidang bisnis. Masing-masing narasumber mewakili pemerintah, prakitisi, dan akademisi.

“Bu Sudarmiatin selama ini konsen terhadap entrepreneurship, sehingga menurut saya sudah tidak meragukan lagi pengalamannya. Kemudian, Mas Gusfianur kebetulan sudah menggeluti bidang bisnis yang berkaitan dengan digitalisasi sehingga saya kira bisa berbagi pengalamannya terkait proses bisnis digitalisasi. Pak Fuad dari Disperindagkop tentunya mempunyai kepentingan untuk memfasilitasi masyarakat samarinda terkait bagaimana melakukan perubahan-perubahan proses bisnis di samarinda,” jelas Hidayati.

Menurut Hidayati, antusiasme acara ini sangat tinggi dibuktikan dengan adanya peserta yang datang dari luar kota seperti Balikpapan. Hidayati mengatakan bahwa pendaftar acara ada yang berasal dari Aceh dan Jakarta, namun batal datang karena harga tiket perjalanan yang mahal.

“Antusias peserta bisa dilihat sangat banyak tapi kalau nggak musim liburan pasti bisa lebih banyak dari ini,” ujar Hidayati. (bip/rrd/syl/aml)



Kolom Komentar

Share this article