Berita Kampus

Mahasiswa Unmul Gelar Aksi “Evaluasi Total” Tuntut Transparansi dan Independensi Kampus

Mahasiswa Unmul menggeruduk rektorat tuntut evaluasi total, enam tuntutan utama disampaikan

Sumber Gambar: Andan/Sketsa

SKETSA – Suara Mahasiswa terdengar dari Taman Unmul, gerombolan mahasiswa mengenakan almamater bergerak menuju Gedung Rektorat Unmul membawa banner tuntutan pada Jumat (15/8), pukul 15.00 Wita. Kedatangan mereka disambut barisan satuan pengamanan kampus.

Aksi bertajuk Evaluasi Total Universitas Mulawarman ini diwarnai orasi dari perwakilan tiap fakultas. Mahasiswa menyuarakan kekecewaan atas independensi kampus yang dinilai semakin menurun. 

Hal itu terlihat dari pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Unmul 2025 hingga pasca acara, yang dianggap tidak selaras dengan dunia akademik, termasuk kehadiran pihak militer untuk memberikan materi. 

Situasi kian menuai kritik setelah birokrasi kampus meminta maaf kepada Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji di Kantor Gubernur selepas insiden mahasiswa FKIP membalikkan badan di tengah pidatonya. 

Dari keresahan tersebut, mahasiswa menyampaikan enam tuntutan utama, yakni:

  1. Mendesak rektor untuk tidak melakukan intimidasi serta melawan segala bentuk intimidasi.
  2. Memberikan hak penuh pengelolaan PKKMB kepada mahasiswa.
  3. Menolak Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahal.
  4. Mendesak transparansi anggaran dan pembaruan monitoring dan evaluasi (monev) Universitas Mulawarman.
  5. Menindak tegas pelaku pungutan liar (pungli) di lingkungan Universitas Mulawarman.
  6. Mengeluarkan pelaku kekerasan seksual dari kampus.

Aksi berlangsung dinamis. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Moh. Bahzar menemui massa aksi sebagai perwakilan rektor yang berhalangan hadir. 

Kepada massa aksi, ia menyatakan aspirasi mahasiswa akan disampaikan dan dibahas bersama rektor serta Presiden BEM KM. Bahzar juga menegaskan PKKMB akan dievaluasi secara menyeluruh. 

“Masalah PKKMB kita akan evaluasi besar-besaran. Saya berjanji tahun depan kita melaksanakan yang terbaik,” jelas Bahzar.

Sementara itu, agenda pengenalan UKM yang belum terlaksana akan diganti dengan panggung khusus pada agenda jalan santai, disertai rapat bersama ketua-ketua UKM.

Sebaliknya, menanggapi pernyataan tersebut, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi dari BEM FISIP, Nur Alif menilai tanggapan tersebut belum memberikan kejelasan terhadap poin tuntutan mahasiswa.

“Respon dari WR III belum memenuhi tuntutan kami secara konkret, terlebih cenderung normatif,” ungkap Alif kepada Sketsa via WhatsApp, Sabtu (16/8).

Ia pun menaruh harapan kepada pihak rektorat agar konsisten menindaklanjuti janji yang telah disampaikan.

“Berharap pihak rektor mendengar dan melaksanakan evaluasi yang kami bawakan pada aksi hari ini. Kami pastikan untuk terus mengawal janji-janji yang disampaikan oleh WR III,” pungkasnya.

Aksi kemudian ditutup dengan diskusi yang membahas tindak lanjut aksi mahasiswa ke depan. (emf/ner)



Kolom Komentar

Share this article