Berita Kampus

Website SIA Digantikan AIS, Mahasiswa: Tampilan Lebih Fresh dan Mudah

Pergantian website akademik dari SIA ke AIS

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Marcell/Sketsa

SKETSA - Dalam melakukan registrasi dan hal yang berkaitan dengan berkas akademik, mahasiswa Unmul telah terbiasa dengan website SIA (Sistem Informasi Akademik). Namun kini mahasiswa harus beradaptasi dengan website baru. Yakni AIS (Academic Integrated System).

Pertama kali digunakan sejak registrasi semester baru, yakni semester ganjil 2023/2024. Pada bulan Juli lalu. Resmi menggantikan SIA Unmul yang dinilai sudah tertinggal 4 generasi.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unmul, Lambang Subagiyo turut menjelaskan alasan perpindahan website itu. Katanya, banyak usia SIA sudah terlalu lama dan tidak tersinkron dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti)

"SIA itu aplikasi yang dibangun tahun 2010. Banyak aplikasi-aplikasi yang tidak support dengan PDDIkti," jelasnya pada kepada Sketsa pada Sabtu, 5 /8 lalu.

"Jadi aplikasi itu sudah cukup tua dan banyak yang tidak support. Sehingga saat ini (AIS) sudah support sekali. Dulu tidak sinkron sehingga harus kerja manual," tambahnya.

Lambang mengungkap, sebenarnya sudah cukup lama ingin mengalihkan SIA ke AIS. Sebab mengelola data ribuan mahasiswa secara manual membutuhkan tenaga yang tidak sedikit

Lebih lanjut, dengan AIS yang sudah lebih bagus. Lambang menyebut semua pendataan menjadi lebih mudah. Data terintegrasi menjadi satu dan lebih mudah melakukan evaluasi. 

"Termasuk evaluasi skripsi. Kalau angkatan 2017 saya punya data yang belum lulus misalnya. Kita bisa mengevaluasi. Tapi kalau dengan SIA kita gak bisa. Kalau dengan AIS langsung keluar. Terintegrasi seperti itu,"

Meski begitu, Lambang menyebut kalau perubahan dari SIA ke AIS ini hanya pembaharuan saja menjadi lebih baik dan lebih mudah. Karena kata Lambang, SIA sebetulnya tidak bermasalah. 

"Mungkin tampilannya, gambarnya berbeda, tapi prinsipnya sama. Password-nya juga sama, kemudian susunan nilai gak berubah kan."

"Karena aplikasi kita sudah terlalu telat maka kita harus mengganti aplikasi supaya relevan dengan kebutuhan. Semua sudah, kita sendiri yang belum, malu lah," lanjutnya.

Menyoal SIA yang kerap mengalami gangguan, Lambang menyebut itu tidak terletak pada aplikasinya. Namun pada server-nya, karena SIA merupakan aplikasi. Sehingga masalahnya bukan hanya pada server Unmul. Tetapi juga pihak eksternal.

Lambang selaku Wakil Rektor Bidang akademik juga menyampaikan bentuk kesiapan AIS sebagai website akademik yang baru di Unmul. Pihaknya memastikan seluruh data tidak akan ada yang tertinggal di website lama. 

Tanggapan Mahasiswa

Perubahan dari SIA ke AIS ini cukup memicu berbagai pandangan di kalangan mahasiswa. Satu di antaranya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen 2022, Muhammad Zaky Firmansyah.

Mahasiswa yang akrab disapa Zaky itu mengaku merasakan peningkatan yang signifikan dari berbagai aspek pada sistem AIS. Seperti tampilan website AIS yang cukup sederhana dan elegan.

"Hal ini tentu memberikan kemudahan kepada kami sebagai mahasiswa Universitas Mulawarman," jelas Zaky pada Sabtu (5 /8).

Serupa, Oktavia dari Prodi Pembangunan Sosial 2022 FISIP mengaku lebih suka dengan wajah baru website akademik Unmul.

"Karena kan kaya lebih simple dan Gen-Z friendly banget nih desainnya yah menurut aku sih,"

Menurutnya website AIS lebih mudah dipahami daripada SIA dikarenakan fitur-fiturnya lebih tersusun rapi.

Pandangan yang berbeda datang dari mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Unmul, M. Deva Casanova.

Deva sebetulnya turut menyukai tampilan AIS. Namun baginya masih banyak yang perlu ditingkatkan.

"Perubahan SIA ke AIS menurutku malah bagus soalnya User Interface (UI) di AIS lebih fresh di mata, untuk aksebilitasnya sudah lebih gampang, dan simple," jelas Deva.

"Cuma fiturnya kayak berasa kurang," tambahnya.

Terakhir, mahasiswa Ekonomi Pembangunan 2022, Oktavia menyayangkan perpindahannya yang cukup mendadak.

"Jadi banyak yang ketinggalan info juga sih kalo dari teman-teman mahasiswa yang lain," kata Oktavia.

Meski begitu, menurutnya website baru AIS termasuk cukup mudah untuk diakses. Hanya saja kurang terbiasa. Sehingga perlu adaptasi. (mar/ray/aro/khn)



Kolom Komentar

Share this article